Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk menunda kunjungan kenegaraan ke Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) yang direncanakan 17-22 Juli, terkait dengan meningkatnya ketegangan di kawasan Semenanjung Korea akibat ujicoba rudal Korut. "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memutuskan menunda sementara kunjungan ke Korut dan Korsel, 17-22 Juli mendatang," kata Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal, di Pangkalan Udara Militer Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis. Menurut Dino, keputusan itu diambil setelah adanya masukkan dari utusan khusus Presiden untuk Korea, Nana Sutresna, yang telah melakukan kunjungan ke Korut pada 5-8 Juli lalu guna membicarakan beberapa isu penting bagi keberhasilan kunjungan tersebut. Lebih lanjut Dino mengatakan bahwa baik dari kunjungan Nana Sutresna dan manuver-manuver diplomatik yang ada sekarang, mungkin waktunya belum tepat untuk melakukan kunjungan tersebut pada saat ini untuk mencapai hasil yang maksimal seperti diharapkan semula. Pemerintah, katanya, akan mencari waktu yang lebih tepat dengan menunggu situasi yang lebih kondusif serta terus berkonsultasi dengan pemerintah Korut dan Korsel untuk menjadual ulang kunjungan kenegaraan itu. Dino juga mengatakan bahwa Presiden sudah mengirimkan surat kepada pemimpin Korut, Kim Jong Il, mengenai hubungan bilateral RI dan Korut dan kondisi terakhir di Semenanjung Korea. Dalam suratnya, Presiden minta agar pembicaraan enam pihak (six parties) bisa dilakukan kembali dengan menghilangkan halangan yang muncul seperti peluncuran rudal. Ia juga mengatakan keputusan itu merupakan keputusan independen Presiden dan bukan dari tekanan pihak atau negara lain seperti AS. "Keputusan ini berdasarkan `inform judgement` yang berdasar pada pantauan situasi terakhir," katanya. (*)