BNPB: 312 orang terdampak angin puting beliung di Sukabumi
22 Oktober 2023 15:55 WIB
Tim BPBD Kab. Sukabumi melakukan pembersihan pengangkatan pohon tumbang yang menimpa rumah warga akibat dari Angin Puting Beliung, di Kecamatan Cireunghas, Kab. Sukabumi, Sabtu (21/10/2023). (Antara/HO-BNPB)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 312 orang terdampak terjangan angin puting beliung di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Menurut data yang dihimpun, angin kencang ini menyebabkan 70 unit rumah rusak ringan dan tujuh rumah lainnya mengalami rusak sedang dengan kondisi atap rumah terbuka," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Minggu.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, bencana tersebut dipicu oleh hujan disertai angin kencang. Hujan dengan intensitas tinggi ini terjadi di empat desa dari dua kecamatan yakni Desa Jampang Tengah di Kecamatan Jampang Tengah dan Desa Tegalpanjang, Desa Cipurut, serta Desa Cireunghas di Kecamatan Cireunghas.
"Saat ini tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bersama perangkat desa tengah melakukan pendataan lebih lanjut. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan percepatan penanganan bersama tim gabungan di lokasi terdampak," kata Abdul.
Baca juga: Angin kencang sebabkan kerusakan bangunan di Sukabumi
Mengutip laporan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Eko, ia mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (21/10) sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB.
Tim BPBD turun lagi ke lapangan untuk pendataan korban terdampak lebih lanjut guna melakukan penanganan, dengan membersihkan puing puing pohon yang tumbang dan pembersihan yang lainnya.
BNPB mengimbau agar masyarakat maupun pemerintah daerah (pemda) meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung maupun angin kencang.
Untuk itu, kata dia, sebaiknya hindari mobilitas di tengah hujan lebat dan tidak berteduh di bawah pohon, baliho, dan bangunan yang rapuh, serta memangkas ranting pohon yang lapuk.
"Menurut data yang dihimpun, angin kencang ini menyebabkan 70 unit rumah rusak ringan dan tujuh rumah lainnya mengalami rusak sedang dengan kondisi atap rumah terbuka," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Minggu.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, bencana tersebut dipicu oleh hujan disertai angin kencang. Hujan dengan intensitas tinggi ini terjadi di empat desa dari dua kecamatan yakni Desa Jampang Tengah di Kecamatan Jampang Tengah dan Desa Tegalpanjang, Desa Cipurut, serta Desa Cireunghas di Kecamatan Cireunghas.
"Saat ini tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi bersama perangkat desa tengah melakukan pendataan lebih lanjut. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan percepatan penanganan bersama tim gabungan di lokasi terdampak," kata Abdul.
Baca juga: Angin kencang sebabkan kerusakan bangunan di Sukabumi
Mengutip laporan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Eko, ia mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (21/10) sekitar pukul 13.00 sampai 15.00 WIB.
Tim BPBD turun lagi ke lapangan untuk pendataan korban terdampak lebih lanjut guna melakukan penanganan, dengan membersihkan puing puing pohon yang tumbang dan pembersihan yang lainnya.
BNPB mengimbau agar masyarakat maupun pemerintah daerah (pemda) meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung maupun angin kencang.
Untuk itu, kata dia, sebaiknya hindari mobilitas di tengah hujan lebat dan tidak berteduh di bawah pohon, baliho, dan bangunan yang rapuh, serta memangkas ranting pohon yang lapuk.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: