Jakarta (ANTARA) - Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung mewajibkan mahasiswanya untuk mengenakan sarung bagi laki laki dan gamis bagi perempuan untuk menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional.

"Dengan langkah sederhana ini, diharapkan mahasiswa dapat mengambil hikmah dari budaya dan perjuangan para santri, dan membawa nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari," kata Dekan Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Ulfiah dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Kebijakan penggunaan sarung dan gamis bagi mahasiswa ini berlaku selama proses belajar mengajar, mulai 20 hingga 22 Oktober 2023.

Ia mengatakan bahwa peringatan Hari Santri bukan sekadar mematuhi instruksi menteri dan rektor, melainkan suatu kesempatan untuk mengingat kembali perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) yang dipimpin Hadratusyekh Kiai Haji Hasyim Asy'ari.

Baca juga: Ratusan kiai dan habib hadiri shalawat bersama di Surabaya

Para tokoh ulama NU, dia menilai, telah menggerakkan komponen santri dengan resolusi jihad, mencintai tanah air, dan berkontribusi besar dalam memerdekakan Indonesia dari penjajah.

"Hal ini sejalan dengan konsep hubbul wathan minal iman (mencintai bangsa tanda keimanan)," ujarnya.

Menurut Ulfiah yang juga Guru Besar Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut, selain mengenang sejarah peran ulama dan santri, peringatan Hari Santri diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai kesantrian dalam budaya akademik.

Peringatan Hari Santri Nasional 2023 dipusatkan di Kota Surabaya, Jawa Timur. Sesuai Surat Edaran Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2023, tema peringatan Hari Santri Nasional 2023 yakni "Jihad Santri Jayakan Negeri".

Baca juga: Menag: Suara santri di Pilpres 2024 tentukan laju bangsa
Baca juga: Gubernur Khofifah: Hari Santri momentum jaga persatuan Indonesia
Baca juga: Menag, Ketum PBNU, Gubernur Jatim lepas jalan santai Hari Santri