UMKM kerajinan dompet di Lebak kembali produksi
21 Oktober 2023 14:29 WIB
Pelaku UMKM kerajinan dompet di Kabupaten Lebak, Banten kembali produksi karena permintaan pelanggan dari Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta cenderung meningkat.ANTARA/Mansur
Lebak (ANTARA) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kerajinan dompet di Kabupaten Lebak, Banten kembali produksi karena permintaan pelanggan dari Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta cenderung meningkat.
"Sekarang, permintaan pelanggan mulai ramai setelah tujuh bulan tidak produksi," kata Rahmat (50) seorang perajin dompet di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Sabtu.
Pelaku UMKM kerajinan dompet di sini sejak 15 tahun hingga kini andalan pelanggannya para pedagang besar di Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta.
Menurut dia, para pelanggan itu nantinya jual dompet secara grosir ke pedagang pengecer.
Karena itu, pelaku UMKM kerajinan dompet di sini yang ada tujuh unit usaha hanya menggantungkan permintaan pelanggan dari Jakarta.
Selain itu juga pelanggannya pedagang besar itu terlebih dulu memberikan modal untuk produksi dompet.
"Kami dengan empat karyawan memproduksi dompet sebanyak 40 lusin dan menghasilkan omzet Rp28 juta per minggu dari harga rata-rata Rp700 ribu per lusin," katanya menjelaskan.
Begitu juga pelaku UMKM kerajinan dompet lainnya, Julkipli (50) warga Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan saat ini produksi dompet di wilayahnya mulai banyak menerima pesanan mulai dari Banten dan Jakarta.
Dengan demikian, pelaku usaha di sini yang menjadikan klaster perajin dompet dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebab, perajin dompet tersebut bisa menyerap lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Mereka pelaku UMKM kerajinan dompet ada yang memasok ke Jakarta hingga 30 lusin per minggu dengan pendapatan Rp21 juta dari harga Rp700 ribu per lusin.
"Kami berharap permintaan pelanggan itu stabil sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Julkipli.
Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan saat ini pelaku UMKM kerajinan dompet, tas, souvenir dan konveksi tumbuh dan berkembang, namun kebanyakan mereka itu pelanggannya pedagang besar dari luar daerah.
Pemerintah daerah juga kerapkali mempromosikan produksi tersebut pada kegiatan pameran - pameran maupun kunjungan pejabat negara.
"Kami membina kepada pelaku UMKM kerajinan dompet sekitar puluhan unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 250 orang itu agar dapat meningkatkan omzet pendapatan," katanya.
"Sekarang, permintaan pelanggan mulai ramai setelah tujuh bulan tidak produksi," kata Rahmat (50) seorang perajin dompet di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Sabtu.
Pelaku UMKM kerajinan dompet di sini sejak 15 tahun hingga kini andalan pelanggannya para pedagang besar di Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta.
Menurut dia, para pelanggan itu nantinya jual dompet secara grosir ke pedagang pengecer.
Karena itu, pelaku UMKM kerajinan dompet di sini yang ada tujuh unit usaha hanya menggantungkan permintaan pelanggan dari Jakarta.
Selain itu juga pelanggannya pedagang besar itu terlebih dulu memberikan modal untuk produksi dompet.
"Kami dengan empat karyawan memproduksi dompet sebanyak 40 lusin dan menghasilkan omzet Rp28 juta per minggu dari harga rata-rata Rp700 ribu per lusin," katanya menjelaskan.
Begitu juga pelaku UMKM kerajinan dompet lainnya, Julkipli (50) warga Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan saat ini produksi dompet di wilayahnya mulai banyak menerima pesanan mulai dari Banten dan Jakarta.
Dengan demikian, pelaku usaha di sini yang menjadikan klaster perajin dompet dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebab, perajin dompet tersebut bisa menyerap lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Mereka pelaku UMKM kerajinan dompet ada yang memasok ke Jakarta hingga 30 lusin per minggu dengan pendapatan Rp21 juta dari harga Rp700 ribu per lusin.
"Kami berharap permintaan pelanggan itu stabil sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Julkipli.
Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan saat ini pelaku UMKM kerajinan dompet, tas, souvenir dan konveksi tumbuh dan berkembang, namun kebanyakan mereka itu pelanggannya pedagang besar dari luar daerah.
Pemerintah daerah juga kerapkali mempromosikan produksi tersebut pada kegiatan pameran - pameran maupun kunjungan pejabat negara.
"Kami membina kepada pelaku UMKM kerajinan dompet sekitar puluhan unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 250 orang itu agar dapat meningkatkan omzet pendapatan," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: