Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di DKI Jakarta menduduki peringkat kota ketiga teratas dengan udara terburuk atau paling berpolusi di dunia pada Sabtu (20/10) berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir.

Berdasarkan pantauan pada pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut pun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat ketiga terburuk di dunia.

Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Sabtu adalah Lahore, Pakistan dengan indeks kualitas udara di angka 269, diikuti Delhi, India di angka 224.

Wilayah di Jakarta yang memiliki kualitas udara kategori tidak sehat meliputi Jeruk Purut, Kemang, Cilandak Barat, dan Setiabudi.

Hal yang sama juga tercatat pada Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan berada pada kategori tidak sehat dengan indeks angka 106 dan polusi udara PM2.5.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udara yang merugikan manusia atau pun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Namun demikian, indeks standar pencemar udara (ISPU) di Bundaran HI berada pada kategori sedang dengan indeks angka 78.

Kategori sedang berarti kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Baca juga: Heru siap selesaikan masalah kemacetan hingga polusi
Baca juga: Legislator perkirakan Heru masih akan pimpin DKI Jakarta
Baca juga: DKI perbanyak bus listrik untuk tekan polusi udara