OJK perkuat tata kelola jasa keuangan dengan pendekatan tiga jalur
20 Oktober 2023 22:13 WIB
Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena dalam program “OJK Mengajar” di Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (20/10/2023). ANTARA/HO-OJK.
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat governance atau tata kelola sektor jasa keuangan (SJK), antara lain dengan menguatkan pendekatan tiga jalur model (three lines model) untuk mewujudkan industri jasa keuangan Indonesia yang sehat dan berintegritas.
“OJK terus berupaya menguatkan governansi SJK, antara lain dengan menguatkan pendekatan tiga jalur model (three lines model), membangun budaya speak up, dan menerapkan manajemen anti-fraud di SJK,” kata Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena dalam program “OJK Mengajar” di Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat.
Dalam keterangan diterima di Jakarta, Sophia menjelaskan peran OJK dalam penguatan tata kelola SJK sangat penting dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan kepercayaan masyarakat.
Sophia memaparkan kebijakan OJK dalam pendekatan tiga jalur model untuk penguatan tata kelola adalah, pertama OJK mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) dan mendorong penguatan peran fungsi Governance, Risk, and Compliance (GRC) di Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), melalui keberadaan fungsi Dewan Direksi (BoD), Dewan Komisaris (BoC), komite-komite seperti komite audit, manajemen risiko, nominasi dan remunerasi, serta fungsi audit internal.
Di model kedua, OJK mendorong profesi penunjang, seperti auditor, aktuaris dan penilai, untuk dapat meningkatkan quality assurance terhadap jasa yang diberikan sehingga hasil yang dibuat maupun konsultansi dapat akuntabel dan benar-benar memberikan nilai tambah.
Baca juga: OJK dan FSRA-ADGM jalin kerja sama memperkuat pasar karbon
Sedangkan untuk model ketiga, OJK melakukan optimalisasi penggunaan teknologi dalam proses pengawasan, melakukan evaluasi atas regulasi yang diterbitkan untuk terus disempurnakan, mendorong kolaborasi SJK dengan profesi penunjang dan menerapkan Mekanisme Quality Assurance/Quality Control (QA/QC) pada bidang pengawasan.
Dalam kesempatan tersebut, Sophia juga menyampaikan pesan kepada para mahasiswa untuk terus menjaga integritas, bertanggung jawab dan menginspirasi perubahan positif di masyarakat.
Di kesempatan yang sama, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa, Pdt. Hein Arina, menyambut baik pelaksanaan kegiatan OJK Mengajar sebagai bentuk kepedulian OJK kepada warga kampus dan khususnya kepada mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai praktik jasa keuangan dan tata kelola di sektor jasa keuangan.
Baca juga: OJK perkuat edukasi pangkas gap inklusi dengan literasi keuangan
“OJK terus berupaya menguatkan governansi SJK, antara lain dengan menguatkan pendekatan tiga jalur model (three lines model), membangun budaya speak up, dan menerapkan manajemen anti-fraud di SJK,” kata Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena dalam program “OJK Mengajar” di Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat.
Dalam keterangan diterima di Jakarta, Sophia menjelaskan peran OJK dalam penguatan tata kelola SJK sangat penting dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan kepercayaan masyarakat.
Sophia memaparkan kebijakan OJK dalam pendekatan tiga jalur model untuk penguatan tata kelola adalah, pertama OJK mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) dan mendorong penguatan peran fungsi Governance, Risk, and Compliance (GRC) di Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), melalui keberadaan fungsi Dewan Direksi (BoD), Dewan Komisaris (BoC), komite-komite seperti komite audit, manajemen risiko, nominasi dan remunerasi, serta fungsi audit internal.
Di model kedua, OJK mendorong profesi penunjang, seperti auditor, aktuaris dan penilai, untuk dapat meningkatkan quality assurance terhadap jasa yang diberikan sehingga hasil yang dibuat maupun konsultansi dapat akuntabel dan benar-benar memberikan nilai tambah.
Baca juga: OJK dan FSRA-ADGM jalin kerja sama memperkuat pasar karbon
Sedangkan untuk model ketiga, OJK melakukan optimalisasi penggunaan teknologi dalam proses pengawasan, melakukan evaluasi atas regulasi yang diterbitkan untuk terus disempurnakan, mendorong kolaborasi SJK dengan profesi penunjang dan menerapkan Mekanisme Quality Assurance/Quality Control (QA/QC) pada bidang pengawasan.
Dalam kesempatan tersebut, Sophia juga menyampaikan pesan kepada para mahasiswa untuk terus menjaga integritas, bertanggung jawab dan menginspirasi perubahan positif di masyarakat.
Di kesempatan yang sama, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa, Pdt. Hein Arina, menyambut baik pelaksanaan kegiatan OJK Mengajar sebagai bentuk kepedulian OJK kepada warga kampus dan khususnya kepada mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai praktik jasa keuangan dan tata kelola di sektor jasa keuangan.
Baca juga: OJK perkuat edukasi pangkas gap inklusi dengan literasi keuangan
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: