Makassar (ANTARA) - Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat KH Anwar Iskandar menyerukan Pemilu Damai saat berbicara dalam tasyakuran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memperingati HUT ke 354 tahun Sulsel di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (19/10) malam.

"Sebagai warga negara yang menginginkan kebaikan untuk semua, kita sebaiknya menjaga Pemilu Damai," ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien dan Pondok Pesantren Assa'diyah Kediri, Jatim itu.

KH Anwar mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi dan sistem demokrasi juga telah menjadi acuan dasar negara, sehingga diharapkan tidak terjadi perselisihan selama masa Pemilu, hanya karena perbedaan pilihan.

Menurut Ketua Umum MUI itu, suhu politik akan semakin meningkat di masa-masa Pemilu atau pun Pilkada, termasuk Pemilihan Legislatif (Pileg), yang cenderung berisiko pada konflik perbedaan, sehingga dibutuhkan kesadaran dari tiap-tiap orang untuk lebih memaknai perbedaan dalam hal pilih wakil Rakyat.

"Biasanya ya, namanya Pemilu itu kemudian suhunya jadi naik. Anget-anget (hangat), karena itu kesadaran paling utama adalah bahwa kita sebenarnya adalah saudara sebangsa se-Tanah Air, apapun latar belakang kita," kata dia.

Oleh karena itu, KH Anwar mengimbau kepada masyarakat agar jangan sampai Pemilu ini meretakkan persaudaraan antar warga negara Indonesia.

"Ini penting sekali. Jangan sampai ini menjadi pintu masuk untuk menghancurkan persatuan di Indonesia," ujarnya berpesan.

Dia menyebut salah satu pilar dari sistem demokrasi adalah partai politik dan wartawan juga dinilai menjadi salah satu pilar dari demokrasi tersebut, karena itu harus saling menyatukan dalam kemajemukan dan perbedaan.

Pada kesempatan ini, KH Anwar juga mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai telah melakukan perbaikan infrastruktur serta mengembangkan perekonomian.