"Kita bisa melawan krisis iklim jika gerakan ini dikerjakan secara bersama-sama, bukan oleh sekelompok orang saja. Maka dari itu, keluarga juga harus turut andil dalam melakukan perluasan kesadaran mengenai isu transisi energi," kata Manajer Anti Tambang sekaligus Juru kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia Hosani Hutapea, di Bengkulu, Jumat.
Akhirnya, krisis iklim dan transisi energi hanya menjadi sebuah isu yang eksklusif. Hal tersebut dibuktikan dengan hanya kelompok-kelompok tertentu saja yang proaktif, seperti kelompok terdampak langsung energi kotor, aktivis lingkungan serta sekelompok akademisi.
Untuk dapat mempercepat perlawanan terhadap energi kotor dan krisis iklim, menurut dia isu tersebut harus menjadi isu bersama. Semua lembaga harus mengambil peran, sehingga mampu memukul mundur krisis iklim.
Salah satunya adalah keluarga, karena, keluarga merupakan institusi terkecil yang permanen dalam melakukan fungsi sosialnya karena terbentuk oleh ikatan genetik dan emosional satu dengan lainnya.
"Sehingga mampu menanamkan suatu nilai secara permanen dan terus menerus," katanya.
Pentingnya keluarga dalam proses perluasan kesadaran karena sesuai literatur ilmiah, yang mempengaruhi perilaku manusia salah satunya adalah genetik," ucapnya.
Dimana, pola prilaku keluarga dapat diturunkan kepada anggota keluarga serta akan diperkuat dengan kebiasaan yang terjadi di dalam rumah.
Dimana, pola prilaku keluarga dapat diturunkan kepada anggota keluarga serta akan diperkuat dengan kebiasaan yang terjadi di dalam rumah.
Hosani Hutapea mengatakan bahwa isu transisi energi bersih harus dibawa ke setiap rumah dan sosialisasikan dengan baik oleh setiap anggota keluarga. Sehingga, lanjut dia akan membentuk sebuah prilaku individu yang kemudian dapat mempengaruhi prilaku sosial yang lebih luas.
Baca juga: BMKG: Perubahan gaya hidup kunci antisipasi perubahan iklim
Baca juga: Kepala BMKG: Peningkatan emisi gas rumah kaca dapat memicu krisis air
Baca juga: Program Gaharu Bumi Innovation Challenge mitigasi krisis iklim
Baca juga: BMKG: Perubahan gaya hidup kunci antisipasi perubahan iklim
Baca juga: Kepala BMKG: Peningkatan emisi gas rumah kaca dapat memicu krisis air
Baca juga: Program Gaharu Bumi Innovation Challenge mitigasi krisis iklim