Jakarta (ANTARA News) - Badan Anggaran DPR RI menyetujui asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN-Perubahan 2013 sebesar 6,3 persen.
"Dari unsur fraksi, angka 6,3 persen adalah keputusan bersama," kata Ketua Badan Anggaran DPR RI Ahmadi Noor Supit saat memimpin rapat kerja dengan pemerintah di Jakarta, Selasa.
Dalam rapat tersebut, sempat terjadi perdebatan terkait kemungkinan target pertumbuhan dapat diputuskan lebih tinggi dari asumsi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam RAPBN-Perubahan 2013 yaitu 6,2 persen.
Fraksi PDI-Perjuangan menginginkan asumsi pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 6,5 persen, karena revisi yang terlalu rendah dapat mengurangi kesempatan kerja.
Namun, akhirnya ditemukan kesepakatan antara pemerintah dengan Badan Anggaran untuk menetapkan angka pertumbuhan ekonomi 6,3 persen melalui peningkatan konsumsi rumah tangga.
"Kalau 6,3 persen pemerintah bisa menerima," kata Menteri Keuangan Chatib Basri yang mewakili pemerintah.
Dari hasil kesepakatan tersebut, fraksi PDI-Perjuangan memberikan catatan rapat yaitu target pertumbuhan 2013 tetap dipertahankan dalam angka 6,4 persen.
Sebelumnya, pemerintah memberikan argumentasi bahwa target pertumbuhan sebesar 6,2 persen merupakan angka realistis, karena pada triwulan I 2013 hanya tercatat pertumbuhan sebesar 6,02 persen.
Pemerintah pesimis target pertumbuhan tahun ini dapat lebih tinggi dari 6,2 persen, karena pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2013 diprediksi hanya mencapai angka 6 persen.
Hal tersebut terjadi karena sektor investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menjadi salah satu penyumbang angka pertumbuhan, diperkirakan melambat karena impor barang modal mengalami penurunan hingga 15 persen.
"Kalau sampai pertengahan tahun pertumbuhan di angka enam persen, akan sulit bagi pemerintah mengejar 6,5 persen, karena tidak ada basis faktualnya," kata Chatib.
Dengan demikian, Badan Anggaran DPR RI telah menyetujui asumsi makro yaitu pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, nilai tukar Rp9.600 per dolar AS, suku bunga SPN 3 bulan 5 persen, harga ICP minyak 108 dolar AS per barel, lifting minyak 840.000 barel per hari dan lifting gas 1.240 ribu barel setara minyak per hari.
Hanya asumsi laju inflasi yang saat ini masih dilakukan pembahasan antara pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI, yang masih ditetapkan dalam kisaran 6,0 persen--7,2 persen.
Semua hasil asumsi makro yang diputuskan dalam rapat Badan Anggaran DPR RI akan menjadi dasar pembahasan lebih lanjut pada tingkat panitia kerja (Panja).
(S034/R007)
Badan anggaran setujui target pertumbuhan 6,3 persen
4 Juni 2013 20:22 WIB
Ahmadi Noor Supit. (FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: