Wall St anjlok dipicu naiknya imbal hasil obligasi usai pidato Powell
20 Oktober 2023 08:33 WIB
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. (ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.)
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dipicu naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS usai pidato Ketua The Federal Reserve Jerome Powell.
Indeks S&P 500 turun 36,6 poin atau 0,85 persen ke 4.278, Indeks Komposit Nasdaq melemah 128,13 poin atau 0,96 persen ke 13.186,18, dan Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 250,91 poin atau 0,75 persen ke 33.414,17.
Powell mengatakan dalam Economic Club di New York bahwa pejabat bank sentral berhati-hati dalam membuat kebijakan setelah kenaikan suku bunga yang agresif tahun lalu, namun ia menambahkan kekuatan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang terus ketat dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut.
"Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kelihatannya akan membentuk tren baru yang lebih tinggi yang akan memberikan tekanan terhadap saham, setidaknya dalam jangka pendek," kata Senior Vice President Welthspire Advisors Oliver Pursche di Westport, Connecticut.
Baca juga: Wall Street anjlok tertekan kenaikan imbal hasil obligasi
Menurut Pursche, pelaku pasar berharap Powell akan menunjukkan bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga dan secara efektif mengisyaratkan gagasan bahwa mereka harus menaikkan suku bunga lagi jika kekhawatiran terhadap inflasi terus meningkat.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus naik hingga hampir menyentuh 5 persen, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sementara itu, Indeks Volatilitas Cboe melonjak ke level tertingginya sejak Maret.
Data pekan ini menunjukkan permintaan konsumen yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa mencatat jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam sembilan bulan.
Pasar tenaga kerja AS menunjukkan kekuatan meski bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 525 basis poin sejak Maret 2022.
Baca juga: Wall Street beragam, Nasdaq turun dipicu anjloknya saham produsen chip
Saham Tesla anjlok sehari setelah kinerja kuartal ketiga produsen mobil listrik itu meleset dari ekspektasi pasar baik dari sisi marjin kotor, laba, dan pendapatan. CEO Tesla Elon Musk menyatakan kekhawatirannya tentang kenaikan suku bunga yang mempengaruhi permintaan.
Sektor real estat yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,4 persen dan menjadi sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500.
Saham Netflix melonjak 16,1 persen setelah menaikkan harga untuk sejumlah paket di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis usai menambah sembilan juta pengguna pada kuartal ketiga.
Sedangkan saham American Airlines naik 0,8 persen setelah perusahaan menunjukkan laporan yang optimistis. Pada Rabu (19/10), saham-saham maskapai turun tajam setelah United Airlines memperkirakan laba kuartal berjalan di bawah ekspektasi analis.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,82 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,5 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 3,96 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 2,96 : 1.
S&P 500 mencatatkan 2 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 37 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 15 titik tertinggi baru dan 370 titik terendah baru.
Sumber: Reuters
Indeks S&P 500 turun 36,6 poin atau 0,85 persen ke 4.278, Indeks Komposit Nasdaq melemah 128,13 poin atau 0,96 persen ke 13.186,18, dan Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 250,91 poin atau 0,75 persen ke 33.414,17.
Powell mengatakan dalam Economic Club di New York bahwa pejabat bank sentral berhati-hati dalam membuat kebijakan setelah kenaikan suku bunga yang agresif tahun lalu, namun ia menambahkan kekuatan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang terus ketat dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut.
"Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kelihatannya akan membentuk tren baru yang lebih tinggi yang akan memberikan tekanan terhadap saham, setidaknya dalam jangka pendek," kata Senior Vice President Welthspire Advisors Oliver Pursche di Westport, Connecticut.
Baca juga: Wall Street anjlok tertekan kenaikan imbal hasil obligasi
Menurut Pursche, pelaku pasar berharap Powell akan menunjukkan bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga dan secara efektif mengisyaratkan gagasan bahwa mereka harus menaikkan suku bunga lagi jika kekhawatiran terhadap inflasi terus meningkat.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus naik hingga hampir menyentuh 5 persen, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sementara itu, Indeks Volatilitas Cboe melonjak ke level tertingginya sejak Maret.
Data pekan ini menunjukkan permintaan konsumen yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa mencatat jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam sembilan bulan.
Pasar tenaga kerja AS menunjukkan kekuatan meski bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 525 basis poin sejak Maret 2022.
Baca juga: Wall Street beragam, Nasdaq turun dipicu anjloknya saham produsen chip
Saham Tesla anjlok sehari setelah kinerja kuartal ketiga produsen mobil listrik itu meleset dari ekspektasi pasar baik dari sisi marjin kotor, laba, dan pendapatan. CEO Tesla Elon Musk menyatakan kekhawatirannya tentang kenaikan suku bunga yang mempengaruhi permintaan.
Sektor real estat yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,4 persen dan menjadi sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500.
Saham Netflix melonjak 16,1 persen setelah menaikkan harga untuk sejumlah paket di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis usai menambah sembilan juta pengguna pada kuartal ketiga.
Sedangkan saham American Airlines naik 0,8 persen setelah perusahaan menunjukkan laporan yang optimistis. Pada Rabu (19/10), saham-saham maskapai turun tajam setelah United Airlines memperkirakan laba kuartal berjalan di bawah ekspektasi analis.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,82 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,5 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 3,96 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 2,96 : 1.
S&P 500 mencatatkan 2 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 37 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 15 titik tertinggi baru dan 370 titik terendah baru.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: