Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat menggelar 'rembug stunting' untuk menyatukan komitmen kerja dalam rangka penurunan kasus stunting di wilayah tersebut.

“Kegiatan rembug ini merupakan rangkaian kegiatan dalam pembangunan komitmen dari seluruh sektor dan UKPD (Unit Kerja Perangkat Daerah) untuk penurunan stunting,” ucap Wakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat di Jakarta Barat pada Kamis.

Lebih lanjut, Hendra menyebut ada dua penyebab utama terjadinya stunting, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung, kata Hendra, meliputi asupan makan yang kurang dan penyakit infeksi. Sementara penyebab tidak langsung terjadi karena beberapa faktor seperti pendidikan yang kurang, pola asuh yang kurang tepat, akses sanitasi yang kurang layak, lingkungan, akses air minum, dan sebagainya.

“Sehingga intervensi yang dilakukan juga harus meliputi dua hal yaitu intervensi spesifik, meliputi bidang kesehatan dan intervensi sensitif yang berkenaan dengan upaya perbaikan di luar kesehatan,” imbuh Hendra.

Hendra menuturkan, seluruh pihak terkait perlu mengetahui bahwa intervensi sensitif menyumbang 70 persen keberhasilan penurunan stunting.

Baca juga: Legislator nilai DKI perlu rumah sakit khusus stunting

Baca juga: 9.000 kasus stunting di DKI Jakarta sudah dituntaskan


“Nah, dengan kerja sama dari berbagai pihak, prevalensi stunting di Jakarta Barat telah menurun dari 17,8 persen pada tahun 2021 menjadi 15,2 persen pada tahun 2022 berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI),” ucap dia.

Lebih jauh, Hendra menyebutkan setelah kegiatan rembuk stunting tingkat kota maka harus dilaksanakan pula rembuk stunting di delapan Kecamatan dan 56 Kelurahan di Jakarta Barat.

"Seluruh hasil kegiatan rembuk stunting harus dilaporkan ke sekretariat tingkat kota. Serta perencanaan kegiatan yang sudah disusun agar dilaksanakan dengan optimal," imbuhnya.

Secara terpisah, Ketua Subkelompok Kesehatan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemerintah Kota Jakarta Barat, Endang Tri Rahayu mengaku belum memiliki data angka prevalensi stunting Jakarta Barat untuk tahun 2023.

Hal itu lantaran survei untuk tahun ini baru mulai dilaksanakan di Agustus dan masih berlangsung sampai sekarang.

"Namun, dilihat dari jumlah lokus stunting, jumlah lokus stunting di Jakarta Barat dari tahun 2021- 2023 mengalami penurunan, yaitu 11 lokus (2021), sembilan lokus (2022) dan delapan lokus (2023)," kata Endang.

Selain itu, kalau dilihat dari tahun lalu, angka prevalensi stunting Jakarta Barat menurun dari 17,8 persen pada 2021 menjadi 15,2 persen pada 2022.

"Itu berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)," kata Endang.

Dengan demikian, kata Endang, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Jakbar) optimis mampu mencapai prevalensi maksimal 14 persen di tahun 2024.

"Itu sesuai target nasional ya, berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting," kata Endang.

Sebelumnya, Pemkot Jakbar berkolaborasi dengan kader Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) setempat untuk mengkreasikan kudapan berbahan protein bagi balita untuk mencegah stunting.

Ketua Subkelompok Kesehatan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jakarta Barat, Endang Tri Rahayu menyebut kudapan tersebut didistribusikan selama 14 hari di delapan kelurahan.

"Nanti kan minggu ketiga bulan Oktober kita sudah mulai 14 hari pemberian kudapan protein hewani itu. Nanti diberi dua kali sehari, pagi dan sore. Nah, yang sore itu nanti kita minta kader TP PKK untuk mengkreasikan bentuk kudapannya, jadi bukan sekadar kudapan biasa, tapi olahan yang enak, digemari anak, dan tentunya bergizi," kata Endang saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, Endang menyebut sebagai langkah awal kudapan bergizi itu disalurkan kepada 200 balita yang berisiko stunting di Kelurahan Kedaung Kaliangke, Wijaya Kusuma, Jatipulo, Kota Bambu Utara, Tegal Alur, Cengkareng Timur, Rawa Buaya dan Duri Kosambi.

Baca juga: Jakbar bersinergi dengan PAM Jaya percepat penurunan stunting

Baca juga: Jakbar telah membedah 52 rumah tak layak huni