Tangerang (ANTARA News) - Ribuan jamaah dari seputar Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia memadati kediaman Almarhum Ustadz Jefry Al Buchori (Uje) untuk berdoa pada tahlilan 40 hari di Komplek Bukit Mas, Rempoa, Tangerang Selatan.

Jamaah dari Riau Yuni (36) mengatakan kunjungannya merupakan kali kedua setelah hadir pada tahlilan 20 hari Ustadz Jefry.

"Saya 'nge-fans' sama Uje. Datang ke sini ingin memberi 'kenang-kenangan' (doa) buat Uje," katanya saat ditemui di pelataran kediaman Ustadz Uje di Bukit Mas, Rempoa, Tangerang Selatan, Selasa.

Yuni datang dengan temannya yang sebelumnya menginap di Depok, Jawa Barat.

Jamaah dari Kebayoran lama Upik (42) mengaku sudah niat datang ke tahlilan 40 hari Uje karena mengangumi ustadz yang dikenal dengan ustadz gaul itu sejak lama.

"Saya mau ngirim doa ke (Alm.) Uje karena sudah seperti saudara," katanya.

Upik yang datang dengan temannya tersebut mengaku sedih dan terpukul ketika mendengar ustadz tersebut meninggal dunia, karena itu dia bertekad untuk hadir.

"Pokoknya gak ada yang bisa menghalangi saya untuk ke sini," katanya.

Hal senada juga dikatakan Joko (30) dari Cengkareng yang menuturkan dirinya sangat mengangumi Ustadz.

"Sengaja datang ke sini sendiri untuk mengirim doa mengenang almarhum," katanya.

Joko menuturkan sudah mengoleksi karya Ustads Jefry sejak lama, seperti rekaman tausiyah, album religi, buku dan serta model pakaian yang melekat pada Almarhum Ustadz Jefry.

"Saya sampai beli model sarung celana begini, biar mirip Uje," katanya.

Dia mengaku terinspirasi pribadi ustadz yang dinilai tidak membeda-bedakan orang, baik suku maupun agamanya.

"Ingin seperti beliau dari dulunya yang 'gak bener' menjadi 'bener' karena saya juga asalnya 'gak bener," katanya.

Selain dari kepribadian Uje, Joko juga terinspirasi tausiyah-tausiyah yang salah satunya pernah ia hadiri. "Isi tausiyahnya itu selalu mengingatkan kita dengan kematian," katanya.

Panitia tahlilan 40 hari Uje, Habib Fahri menuturkan pihaknya sudah menerima ribuan jamaah yang mendatangi kediaman Alm. Uje sejak pagi.

"Ini semua tanpa undangan sejak ustadz meninggal dan sebetulnya acara mulai ba'da maghrib (sekitar 18.30 WIB) hingga jam 12 malam," katanya.

Ia mengungkapkan jamaah datang dari berbagai daerah, termasuk dari Kalimantan dan Medan.

"Kalau lebih banyak yang datang, alhamdulillah mereka cinta dengan Uje bukan dalam masa hidupnya saja, tetapi ketika beliau sudah tiada," ujarnya.