Antisipasi kanker payudara pada pria dengan SADARI dan SADANIS
19 Oktober 2023 20:07 WIB
Dokter spesialis bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Hasan Sadikin Bandung dr Kiki Akhmad Rizki. (ANTARA/HO-Universitas Padjadjaran)
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Hasan Sadikin Bandung dr Kiki Akhmad Rizki menyatakan pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk mendeteksi kanker payudara pada pria.
"Antisipasinya sama dengan wanita deteksi dini baik SADARI atau SADANIS," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Menurutnya deteksi dini tersebut sangat penting mengingat penyakit kanker payudara tidak hanya rentan menyasar wanita, tetapi juga kelompok pria.
Ia mengatakan bahwa gejala kanker payudara pada pria, identik dengan yang dialami oleh wanita yaitu adanya benjolan di sekitar payudara yang bertambah besar dan bisa pecah menjadi luka bernanah.
"Gejalanya relatif Sama dengan wanita benjolan di payudara yang bertambah besar dan bisa pecah jd borok," kata dia.
Baca juga: Semua pria dan wanita memiliki risiko kanker payudara
Menurut Kiki faktor hormonal menjadi penyebab utama munculnya kanker payudara pada pria.
"Adapun proses penatalaksanaannya sama dengan wanita, akan tetapi biasanya karena payudara pria kecil maka sering datang dengan stadium lokal lanjut," ujarnya.
Kanker payudara menempati urutan pertama jenis kanker yang paling banyak diderita di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Sementara itu menurut National Breast Cancer Foundation, kanker payudara pada pria mencakup kurang dari 1 persen dari angka kejadian kanker yang ditemukan dan hanya satu dari seribu pria yang didiagnosa menderita kanker payudara.
Baca juga: Ada risiko kanker payudara bila hamil pertama di usia lebih tua
Baca juga: Mahasiswa Ubaya buat karya peringati Bulan Kesadaran Kanker Payudara
"Antisipasinya sama dengan wanita deteksi dini baik SADARI atau SADANIS," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Menurutnya deteksi dini tersebut sangat penting mengingat penyakit kanker payudara tidak hanya rentan menyasar wanita, tetapi juga kelompok pria.
Ia mengatakan bahwa gejala kanker payudara pada pria, identik dengan yang dialami oleh wanita yaitu adanya benjolan di sekitar payudara yang bertambah besar dan bisa pecah menjadi luka bernanah.
"Gejalanya relatif Sama dengan wanita benjolan di payudara yang bertambah besar dan bisa pecah jd borok," kata dia.
Baca juga: Semua pria dan wanita memiliki risiko kanker payudara
Menurut Kiki faktor hormonal menjadi penyebab utama munculnya kanker payudara pada pria.
"Adapun proses penatalaksanaannya sama dengan wanita, akan tetapi biasanya karena payudara pria kecil maka sering datang dengan stadium lokal lanjut," ujarnya.
Kanker payudara menempati urutan pertama jenis kanker yang paling banyak diderita di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Sementara itu menurut National Breast Cancer Foundation, kanker payudara pada pria mencakup kurang dari 1 persen dari angka kejadian kanker yang ditemukan dan hanya satu dari seribu pria yang didiagnosa menderita kanker payudara.
Baca juga: Ada risiko kanker payudara bila hamil pertama di usia lebih tua
Baca juga: Mahasiswa Ubaya buat karya peringati Bulan Kesadaran Kanker Payudara
Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: