Kota Bogor (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ditantang oleh para perajin dari Salam Rancage untuk menganyam produk kriya yang mirip dengan kerajinan rotan, namun bahannya dari limbah kertas (koran bekas).

Tantangan itu diberikan kepada Menparekraf Sandiaga Uno didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Kamis, saat workshop Kata Kreatif di Bogor Creative Center (BCC), Bogor.

Menurut Menparekraf, menganyam menggunakan kertas koran dan lidi ternyata tingkat kesulitannya cukup tinggi. Dalam prosesnya, harus dikerjakan secara teliti dan dibutuhkan keuletan dari perajin.

"Maka kita selain tadi enggak boleh jadi 'rohali' (rombongan hanya lihat-lihat), harus jadi 'rojali' (rombongan yang jadi beli), dan 'rogana' (rombongan yang enggak pakai nawar-nawar) kalau beli produk ekonomi kreatif. Karena ternyata susah pembuatannya," kata Sandiaga.

Dalam acara itu, Sandiaga Uno bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Iceu Pujiati, dan Kepala Bidang Industri Pariwisata Provinsi Jawa Barat Rispiaga, bersemangat dan tampak fokus ketika praktik menganyam dengan menggunakan material yang berbeda dari biasanya.

Selain membutuhkan kertas koran bekas, bahan pendukung lainnya mudah sekali ditemui, yaitu sebuah lidi. Mulanya kertas koran dilinting terlebih dahulu pada sebatang lidi sebanyak dengan jumlah yang diinginkan, kemudian masuk ke tahap menganyam.

Apabila sudah menjadi bentuk yang diinginkan seperti bentuk kotak tisu atau keranjang pakaian. Masuk ke tahap selanjutnya, yakni coating menggunakan coating non toxic. Jenis coating ini aman dan ramah lingkungan, karena coating non-toxic berbahan dasar air dan tidak mengandung thinner.

Produk kriya yang telah mendapat berbagai penghargaan, salah satunya INACRAFT Award 2018 menunjukkan potensi ekonomi kreatif Kota Bogor yang patut dibanggakan. Selain kriya, Kota Bogor juga terkenal dengan ragam kuliner yang menjamur di tiap sudut Kota Bogor, begitupun dengan subsektor fesyennya.

Besarnya potensi ekraf Kota Bogor membuat Menparekraf berharap kota hujan ini segera melakukan proses uji petik Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif (PMK3I). Uji petik ini berguna untuk menetapkan subsektor ekonomi kreatif unggulan yang akan memperkuat posisi Kota Bogor sebagai Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia.

"Kami sudah mendapat komitmen dari Ibu Iceu (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor) bahwa tahun depan Kota Bogor akan ikut proses uji petik dari subsektor yang akan diunggulkan untuk penetapan Kota Bogor sebagai kota kreatif," ujar Sandiaga.

"Harapannya pada suatu saat Bogor bisa diajukan menjadi kota kreatif yang mendapat pengakuan dari UNESCO. Baru ada empat kota kreatif di Indonesia yang mendapat pengakuan UNESCO, yaitu Ambon city of music, Bandung city of design, Jakarta city of literature, dan Pekalongan city of crafts and folk art. Mudah-mudahan Bogor bisa mengikuti jejak empat kota lainnya," katanya pula.
Baca juga: Pemkab Bogor gelar Festival Ekonomi Kreatif di Kawasan Puncak