Makassar (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyinggung penggantian bukti kelulusan perguruan tinggi dari skripsi menjadi bentuk lain dari tugas akhir seperti membuat sebuah usaha sebagai salah satu upaya menjaring wirausaha baru dari kalangan mahasiswa.

“Mahasiswa ketika masuk ke perguruan tinggi mereka sudah menyiapkan business plan. Business plan itu yang diuji selama 4 tahun dan begitu lulus sudah punya bisnis yang sudah jalan, bukan baru punya bisnis. Itu kan kualitasnya lebih di atas skripsi kan, opsi itu,” kata MenKopUKM Teten Masduki usai Dialog Entrepreneur Hub di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Bank Dunia, lanjutnya, sudah lama mengingatkan Indonesia agar segera menyediakan lapangan kerja yang berkualitas bukan lagi informal dan sektor mikro yang saat ini persentasenya mencapai 97 persen dari total pekerjaan.

“Survei mengatakan 72 persen anak muda ingin menjadi pebisnis berdasarkan survei tidak mau lagi menjadi pegawai pemerintah pegawai swasta. Ketika kita lihat data di ASEAN, lebih dari 70 persen anak muda ingin jadi pebisnis. Saya yakin di Makassar, di Unhas ini banyak yang ingin jadi pebisnis,” ucapnya.

Besarnya minat mahasiswa menjadi pebisnis tersebut, sebut Menteri Teten, harus disikapi oleh perguruan tinggi dengan melakukan perubahan dalam kurikulum pembelajaran dan menjadikan kampus sebagai inkubator bisnis yang bisa memetakan potensi usaha di masing masing daerah, menghubungkan dengan pembiayaan, serta menghubungkan dengan pembeli yang akan memudahkan para mahasiswa untuk memulai bisnis.

Menurutnya, kampus seharusnya tidak lagi mencetak lulusan yang akan menjadi pegawai pemerintah maupun pegawai swasta mengingat jumlah sarjana, sarjana terapan maupun diploma mencapai 1,8 juta orang setiap tahunnya.

“Kurikulum kampus bukan lagi mencetak pegawai pemerintah atau pegawai swasta tapi bagaimana mencetak entrepreneur. Dari segi penyerapan tenaga kerja hari ini banyak lulusan sarjana yang nganggur karena mereka selama ini disiapkan jadi pegawai. Harusnya mereka jadi job creator pencipta lapangan kerja dan banyak potensinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menteri Teten menuturkan program Entrepreneur Hub yang menyesar sejumlah kampus di berbagai provinsi di Indonesia merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencetak 1 juta entrepreneur muda dari kalangan mahasiswa perguruan tinggi.

KemenKopUKM mencatat pada 2022, sebanyak 593 ribu wirausaha muda untuk tahun 2023 ini ditargetkan terdapat penambahan 200 ribu wirausaha muda, sehingga pada 2024 sudah ada 1 juta wirausaha muda yang akan membuat rasio kewirausahaan di Indonesia dari 3,47 persen menjadi 3,95 persen pada 2024.

“Ini juga bagian dari upaya kita mengevolusi UMKM kita supaya entrepreneur yang baru itu by design bisa menghasilkan produk yang lebih kompetitif dan bisnis model yang inovatif,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin, Muhammad Ruslin, mengatakan kurikulum pendidikan di sejumlah program studi hanya hingga semester 5. Sedangkan pada semester 6-7, mahasiswa bisa mencari beraneka pengalaman termasuk merekognisi kegiatan dalam bentuk usaha yang setara.

“Saat ini ada sekitar 500 mahasiswa yang ikut program kreatifitas mahasiswa dan program wirausaha itu sudah leading di tingkat nasional, terseleksi dan mendapat pembiayaan dari kementerian dan ini bisa di-support,” ucapnya.

Baca juga: MenKopUKM: Entrepreneur Hub lahirkan 500 startup gagasan anak muda
Baca juga: Teten: transformasi digital harus bisa ciptakan peluang ekonomi baru