Bappenas targetkan PNB RI capai 20 ribu dolar AS pada 2045
19 Oktober 2023 18:42 WIB
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas/PPN) Suharso Monoarfa dalam Side Event High-Level Political Forum (HLPF) on Sustainable Development 2023 Driving "Changes at the Local Level: Innovative Approaches to localize the SDGs" di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, Senin (18/7/2023). ANTARA/HO-Bappenas
Jakarta (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan Produk Nasional Bruto (PNB) Indonesia harus mencapai 20 ribu dolar AS pada 2045 agar mampu keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa standar untuk keluar dari status middle income trap mengalami perubahan dari yang awalnya 12 ribu dolar AS per kapita, meningkat menjadi 17 ribu dolar AS per kapita.
“Jadi graduasi dari middle income trap itu angkanya naik dari 12.000-an, mungkin ke 17.000-an, atau 18.000-an, jadi kita harus di atas 18.000 minimal, baru kita lolos graduasi di middle income. Nah itu PR-nya,” kata Suharso di Jakarta, Kamis.
Adapun middle income trap merupakan suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
Hal itu menjadi salah satu tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Saat ini PNB Indonesia tercatat sekitar 4.700 dolar AS per kapita.
Suharso menjabarkan lebih lanjut, agar dapat mencapai target yang ditentukan, periode lima tahun mendatang menjadi momentum penting bagi para pemimpin selanjutnya guna memprioritaskan peningkatan modal sosial (social capital).
“Transformasi sosial itu adalah pendidikan dan kesehatan, ini sangat esensial. Kalau kita tidak bisa mengubah ini, kami khawatir kita tidak bisa mendorong tingkat pertambahan dan pertumbuhan ekonomi kita," terang Suharso.
Peningkatan modal sosial dapat dilakukan dengan berfokus pada dua aspek utama, yaitu pendidikan dan kesehatan. Suharso berharap penyempurnaan kapabilitas terhadap pendidikan dan kesehatan akan tetap dilanjutkan oleh siapapun calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nantinya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah hanya mempunyai waktu yang singkat, sekitar 22 tahun dari sekarang untuk berhasil mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Waktunya tidak lama, waktunya itu hanya 22 tahun dari sekarang. Jadi kita sedang berpacu dengan perubahan ini," pungkasnya.
Baca juga: Jokowi mau Indonesia contoh Korsel sukses keluar "middle income trap"
Baca juga: Menkeu: Reformasi pajak hindarkan RI dari jebakan pendapatan menengah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa standar untuk keluar dari status middle income trap mengalami perubahan dari yang awalnya 12 ribu dolar AS per kapita, meningkat menjadi 17 ribu dolar AS per kapita.
“Jadi graduasi dari middle income trap itu angkanya naik dari 12.000-an, mungkin ke 17.000-an, atau 18.000-an, jadi kita harus di atas 18.000 minimal, baru kita lolos graduasi di middle income. Nah itu PR-nya,” kata Suharso di Jakarta, Kamis.
Adapun middle income trap merupakan suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
Hal itu menjadi salah satu tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Saat ini PNB Indonesia tercatat sekitar 4.700 dolar AS per kapita.
Suharso menjabarkan lebih lanjut, agar dapat mencapai target yang ditentukan, periode lima tahun mendatang menjadi momentum penting bagi para pemimpin selanjutnya guna memprioritaskan peningkatan modal sosial (social capital).
“Transformasi sosial itu adalah pendidikan dan kesehatan, ini sangat esensial. Kalau kita tidak bisa mengubah ini, kami khawatir kita tidak bisa mendorong tingkat pertambahan dan pertumbuhan ekonomi kita," terang Suharso.
Peningkatan modal sosial dapat dilakukan dengan berfokus pada dua aspek utama, yaitu pendidikan dan kesehatan. Suharso berharap penyempurnaan kapabilitas terhadap pendidikan dan kesehatan akan tetap dilanjutkan oleh siapapun calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nantinya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah hanya mempunyai waktu yang singkat, sekitar 22 tahun dari sekarang untuk berhasil mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Waktunya tidak lama, waktunya itu hanya 22 tahun dari sekarang. Jadi kita sedang berpacu dengan perubahan ini," pungkasnya.
Baca juga: Jokowi mau Indonesia contoh Korsel sukses keluar "middle income trap"
Baca juga: Menkeu: Reformasi pajak hindarkan RI dari jebakan pendapatan menengah
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: