Psikolog ingatkan delapan fungsi keluarga
19 Oktober 2023 13:39 WIB
Tangkapan layar pakar psikologi HIMPSI Weni Endahing Warni dalam acara kelas Orang Tua Hebat Seri 10 disiarkan secara daring di Jakarta, Kamis (19/10/2023) (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)
Jakarta (ANTARA) - Pakar psikologi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Weni Endahing Warni mengingatkan delapan fungsi keluarga yang mesti diperhatikan oleh masyarakat, khususnya para orang tua, dalam mendidik atau mengasuh anak.
Sebanyak delapan fungsi tersebut, yakni fungsi sebagai lingkungan, agama, cinta kasih sayang, perlindungan, sosial dan budaya, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, serta ekonomi.
"Setiap fungsi ini harus dijadikan bahan introspeksi bagi orang tua," ujarnya dalam acara kelas Orang Tua Hebat Seri 10 disiarkan secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan fungsi pemberian cinta kasih pada anak akan membentuk karakter penyayang serta tinggi empati.
Selain itu, katanya, memberikan pujian kepada anak penting guna memberikan kesan bahwa sang anak memiliki keluarga yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Baca juga: Psikolog: Kekeliruan menentukan pola asuh sebabkan trauma pada anak
Ia menjelaskan fungsi memberi perlindungan akan lebih terasa apabila orang tua sering melakukan komunikasi dua arah dengan anak. Hal ini guna mengetahui apa yang disukai dan tak disukai oleh anak-anak.
Ia menjelaskan bahwa memberikan contoh langsung mempunyai potensi lebih besar untuk dapat ditiru langsung oleh anak tanpa harus mengajarkan.
Dirinya menilai metode tersebut lebih optimal dibandingkan dengan memarahi atau menceramahi sang anak.
"Memberikan contoh pada anak akan memunculkan karakter positif tanpa harus mengajarkan, dibanding hanya dengan memarahi atau mengomel," ujarnya.
Ia mengatakan orang tu harus memahami kepribadian masing-masing anak.
Bisa saja, katanya, pola asuh yang diberikan kepada satu anak berbeda dengan anak lainnya.
Ia menjelaskan kesabaran serta memahami kondisi psikologi anak menjadi kunci agar keluarga yang dibentuk dapat memberikan rasa nyaman dan aman pada anak.
"Sebagai orang tua harus banyak mengalah dan memahami, karena orang tua pernah jadi anak, namun anak belum pernah jadi orang tua," katanya.
Baca juga: Psikolog: Selalu bertemu masalah yang sama tanda trauma masa lalu
Baca juga: Komisi IX dorong pemerintah perbanyak psikolog di Puskesmas
Baca juga: Psikolog sebut bermain sambil belajar bisa bentuk perilaku bersih anak
Sebanyak delapan fungsi tersebut, yakni fungsi sebagai lingkungan, agama, cinta kasih sayang, perlindungan, sosial dan budaya, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, serta ekonomi.
"Setiap fungsi ini harus dijadikan bahan introspeksi bagi orang tua," ujarnya dalam acara kelas Orang Tua Hebat Seri 10 disiarkan secara daring di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan fungsi pemberian cinta kasih pada anak akan membentuk karakter penyayang serta tinggi empati.
Selain itu, katanya, memberikan pujian kepada anak penting guna memberikan kesan bahwa sang anak memiliki keluarga yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Baca juga: Psikolog: Kekeliruan menentukan pola asuh sebabkan trauma pada anak
Ia menjelaskan fungsi memberi perlindungan akan lebih terasa apabila orang tua sering melakukan komunikasi dua arah dengan anak. Hal ini guna mengetahui apa yang disukai dan tak disukai oleh anak-anak.
Ia menjelaskan bahwa memberikan contoh langsung mempunyai potensi lebih besar untuk dapat ditiru langsung oleh anak tanpa harus mengajarkan.
Dirinya menilai metode tersebut lebih optimal dibandingkan dengan memarahi atau menceramahi sang anak.
"Memberikan contoh pada anak akan memunculkan karakter positif tanpa harus mengajarkan, dibanding hanya dengan memarahi atau mengomel," ujarnya.
Ia mengatakan orang tu harus memahami kepribadian masing-masing anak.
Bisa saja, katanya, pola asuh yang diberikan kepada satu anak berbeda dengan anak lainnya.
Ia menjelaskan kesabaran serta memahami kondisi psikologi anak menjadi kunci agar keluarga yang dibentuk dapat memberikan rasa nyaman dan aman pada anak.
"Sebagai orang tua harus banyak mengalah dan memahami, karena orang tua pernah jadi anak, namun anak belum pernah jadi orang tua," katanya.
Baca juga: Psikolog: Selalu bertemu masalah yang sama tanda trauma masa lalu
Baca juga: Komisi IX dorong pemerintah perbanyak psikolog di Puskesmas
Baca juga: Psikolog sebut bermain sambil belajar bisa bentuk perilaku bersih anak
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: