Tangerang (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, Kementerian Perdagangan bersinergi dengan Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan ekspor otomotif ke wilayah Amerika Latin dan Meksiko, di antaranya melalui perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) serta penambahan kuota impor.

Jerry menyampaikan, saat ini FTA dengan Amerika Latin dan Meksiko masih dalam proses penjajakan dan cukup aktif dibahas oleh beberapa kementerian dan lembaga terkait.

Menurut dia, Kementerian Luar Negeri sangat aktif dalam memberikan diplomasi ekonomi di mancanegara.

"Sedang di-assess oleh unit dan juga oleh beberapa kementerian/lembaga, dari Kemlu juga sangat aktif, jadi saya pikir ini menjadi salah satu catatan juga," ujar Jerry yang ditemui usai pembukaan Trade Expo Indonesia 2023 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu.

Pemerintah saat ini fokus membuka akses pasar non tradisional seperti Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Asia Selatan dan Tengah serta Pasifik Selatan, agar terjadi peningkatan ekspor, termasuk produk-produk otomotif.

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury menyampaikan, jumlah kuota impor dari pemerintah Meksiko untuk Indonesia saat ini memang masih dibatasi, hanya 2.000 unit. Menurut Pahala, hal ini masih bisa dinegosiasi agar jumlahnya bisa mencapai 10.000 unit.

"Tentunya nanti akan kita bicarakan secara bilateral dengan pemerintah setempat di Meksiko, karena memang kita kan belum memiliki FTA dengan negara-negara di Meksiko, tapi saya rasa kita bisa melakukan pembicaraan bilateral mengenai jumlah kuota," kata Pahala.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam mengatakan, FTA bisa menjadi salah satu kunci peningkatan daya saing di pasar ekspor.

FTA sendiri memberikan sejumlah manfaat, seperti tarif preferensi atau diskon bea masuk bagi produk ekspor asal Indonesia di negara tujuan. Hal ini dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha dan membuka akses pasar di luar negeri.

"Dalam ekspor itu, FTA jadi salah satu kunci daya saing kita, selisihnya kan bisa 10-15 persen bahkan lebih dari itu," kata Bob.

Baca juga: Wamendag minta pelaku usaha harus manfaatkan perjanjian dagang

Baca juga: Wamendag: Kestabilan ekonomi tingkatkan kerja sama Indonesia-Ghana

Baca juga: Indonesia dan Kanada susun penyelesaian ICA-CEPA jelas dan terarah