Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu mengatakan kadar udara di wilayah tersebut masih normal yaitu di angka 38 meskipun kabut bercampur dengan asap sejak beberapa hari terakhir.
Kabut asap yang terjadi di Kota Bengkulu merupakan kiriman dari daerah lain seperti dari kabupaten tetangga atau dari Provinsi Sumatera Selatan.

"Sehingga pagi-pagi terlihat asap dan kalau kita lihat keadaan kualitas udara masih tergolong baik. Ada peningkatan yang biasanya di bawah sepuluh dan sekarang di angka 38 namun masih baik karena di bawah 50 tergolong baik," kata Kepala DLH Kota Bengkulu Riduan dk Bengkulu, Rabu.

Meskipun demikian, ia berharap dengan sebentar lagi memasuki musim penghujan tepatnya pada awal November 2023, dapat mengurangi kabut asap di Kota Bengkulu.

Selain itu, dirinya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bengkulu untuk menghindari aktivitas di luar rumah agar terhindar dari penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Kita telah membuat tim untuk karhutla dan bisa dikatakan terkendali karena lahan kosong untuk pertanian sangat terbatas dan kita juga telah melakukan penyuluhan di tingkat kelurahan dan melarang masyarakat untuk membakar sampah," ujar Riduan.

Baca juga: BMKG sebut Kota Bengkulu telah terdampak asap kiriman
Baca juga: Dinkes imbau masyarakat Bengkulu gunakan masker antisipasi kabut asap
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Fatmawati Bengkulu menerangkan, kabut yang bercampur dengan asap yang terjadi di wilayah Kota Bengkulu telah masuk kategori berbahaya bagi transportasi penerbangan.

Sebab, pada Selasa kemarin (17/10) jarak pandang akibat kabut asap hanya berkisar kurang dari satu kilometer, sedangkan jarak pandang normal yaitu 2,5 kilometer.

"Dari pengukuran udara atas, melalui Radio Sonde mencatat jarak pandang kurang dari satu kilometer. Sementara jarak pandang aman bagi penerbangan yakni 2,5 kilometer, jadi hal itu sudah masuk kategori berbahaya" terang prakirawan BMKG Stasiun Fatmawati Sukarno Anjasman.

Kondisi kabut asap di Kota Bengkulu hingga beberapa hari ke depan akan terjadi sebab masih terdeteksi sejumlah wilayah terdapat titik panas.

Sembilan titik panas yang terdeteksi di Provinsi Bengkulu, terang Anjasman, berada di tiga wilayah yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Mukomuko.

Selain mengganggu aktifitas penerbangan, kabut asap juga telah mengganggu aktivitas pengendara karena jarak pandang terbatas, sehingga pengendara harus menyalakan lampu untuk memberi tanda bagi pengendara lainnya.

Baca juga: Kabut asap, kualitas udara Kota Padang menurun jadi tidak sehat
Baca juga: BMKG deteksi 3.675 titik panas di Pulau Sumatera, terbanyak di Sumsel
Baca juga: Manajemen Bandara Batam: Tak ada gangguan penerbangan akibat karhutla