Washington (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (17/10) gagal memilih ketua baru pada putaran pertama pemungutan suara, setelah anggota Partai Republik sayap kanan Jim Jordan gagal mendapatkan dukungan yang cukup dari partainya sendiri, dua pekan setelah pelengseran bersejarah Kevin McCarthy.

Jordan pada Jumat (13/10) dicalonkan Partai Republik dengan meraih 200 suara dari 220 anggota partai itu yang hadir. Sementara itu Pemimpin Minoritas DPR AS Hakeem Jeffries yang merupakan kandidat dari Partai Demokrat meraih seluruh 212 suara dari partainya.

Namun keduanya gagal mendapatkan 217 suara yang dibutuhkan untuk menjadi ketua DPR AS berikutnya.

Jordan kehilangan 20 suara dari Partai Republik, dengan enam suara diraih oleh McCarthy dan tujuh suara untuk Pemimpin Mayoritas DPR AS Steve Scalise, yang sebelumnya memenangkan nominasi ketua DPR AS dari Partai Republik, namun gagal menyatukan partai tersebut dan mundur dari perebutan kursi ketua DPR AS.

Dengan status mayoritas tipis Partai Republik dengan rasio 221-212 di majelis tersebut, calon dari Partai Republik hanya boleh kehilangan sedikit suara dari anggotanya jika ingin memenangkan kursi ketua.

Jordan, salah satu pendiri Kaukus Kebebasan DPR AS (House Freedom Caucus) yang konservatif, dianggap sebagai tokoh sayap kanan ekstrem dalam Partai Republik, dan mendapat dukungan dari mantan presiden AS Donald Trump.

Ketua DPR AS Sementara (Pro Tempore) Patrick McHenry, anggota Partai Republik dari North Carolina, dengan cepat meminta DPR AS untuk reses setelah pemungutan suara putaran pertama. Konflik internal partai yang sengit telah melumpuhkan DPR AS selama berhari-hari dan diperkirakan akan berlanjut.

DPR AS tidak dapat melanjutkan proses legislatif sampai seorang ketua terpilih, dan para anggota parlemen harus meloloskan sebuah rancangan anggaran belanja sebelum dana pemerintah habis pada pertengahan November. DPR AS juga berada di bawah tekanan untuk bertindak di tengah eskalasi konflik Palestina-Israel.

Kekacauan terbaru ini terjadi setelah pelengseran McCarthy yang belum pernah terjadi sebelumnya. McCarthy didepak dari posisinya dua pekan lalu dalam gerakan yang diprakarsai oleh seorang anggota konservatif dari partainya sendiri. Hal itu merupakan kali pertama dalam sejarah AS seorang ketua DPR AS yang sedang menjabat dilengserkan dari jabatannya.

Dalam pemilihan Ketua DPR AS pada Januari lalu, McCarthy berhasil meraih kemenangan dengan membuat kesepakatan dengan kaum konservatif setelah empat hari yang melelahkan dan 15 putaran pemungutan suara, sebuah proses yang pasti ingin dihindari oleh anggota DPR AS dari Partai Republik.