Sydney (ANTARA) - Perusahaan riset pasar Roy Morgan pada Selasa (17/10) melaporkan bahwa indeks kepercayaan bisnis Australia turun 7,6 poin menjadi 87,1 pada September 2023, anjlok ke level terendah dalam tiga tahun sejak September 2020, lapor Xinhua pada Rabu.

Roy Morgan menyatakan bahwa indeks tersebut kini telah bertahan selama delapan bulan berturut-turut di bawah level netral 100, rentang terpanjang dalam zona negatif sejak Oktober 2020.

Terlepas dari penurunan secara bulanan, kepercayaan bisnis Australia mencatatkan penurunan signifikan sebesar 13,6 poin dari tahun lalu.

Roy Morgan mengungkapkan bahwa penurunan secara tahunan (year on year/yoy) tersebut disebabkan oleh penurunan di tiga negara bagian terbesar di Australia, yaitu New South Wales (NSW), Victoria, dan Queensland.

Penurunan terbesar terdeteksi di Victoria, turun 24,9 persen dari tahun lalu menjadi 81,5, dengan indeks di NSW, negara bagian paling padat penduduk di Australia, turun 19,6 persen menjadi 87,6.

Kepercayaan bisnis saat ini merupakan yang terendah di Queensland, yaitu hanya 76,9 dan mengalami penurunan 3,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

"Penurunan kepercayaan bisnis pada September didorong oleh turunnya kepercayaan mengenai situasi keuangan bisnis. Kini hanya 31,3 persen bisnis yang mengatakan bahwa mereka 'lebih baik' secara finansial dibandingkan periode saat ini setahun yang lalu," ujar Michele Levine, chief executive officer (CEO) Roy Morgan.

"Yang lebih memprihatinkan lagi, bisnis-bisnis semakin mengkhawatirkan prospek mereka sendiri pada tahun depan dengan rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 30,5 persen bisnis mengatakan bahwa sekarang mereka memperkirakan akan 'lebih buruk' secara finansial pada tahun depan," tutur Levine.

Pakar tersebut menyebutkan bahwa harga bensin eceran rata-rata di Australia saat ini mencapai lebih dari 2 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp9.990) atau sekitar 1,27 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.718) per liter selama lebih dari dua bulan sejak pertengahan Agustus.

"Ini pertama kalinya harga bensin bertahan di level yang begitu tinggi untuk waktu yang lama, dan hal ini menambah kekhawatiran bahwa tekanan inflasi akan terus menekan RBA (Reserve Bank of Australia) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut sebelum akhir tahun," ujar Levine.

Dia juga menjelaskan tantangan yang ditimbulkan oleh rendahnya kepercayaan bisnis di negara-negara bagian terbesar di Australia, yang mencakup sekitar 75 persen ekonomi dan populasi nasional.

"Selama kepercayaan bisnis masih lesu di New South Wales, Victoria, dan Queensland, ekonomi nasional akan kesulitan untuk kembali ke rata-rata pertumbuhan jangka panjang," imbuh Levine.

Xinhua