Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang belum dipasok beras impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

"Sampai hari ini, saya bersyukur dan Alhamdulillah bahwa NTB itu tidak masuk beras dari luar NTB, apalagi impor," katanya yang akrab disapa Buwas saat ditemui di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, ujarnya, Bulog akan terus mengawasi serta memantau produksi maupun ketersediaan beras di NTB agar tetap bisa mencukupi kebutuhan daerah tanpa mengandalkan beras impor.

"Saya kemarin bilang ke teman-teman di Bulog, tolong dikoordinasikan betul, diawasi betul, dilihat betul 'ini tinggal harga diri kita ini', saya bilang. Kalau sampai NTB juga masuk beras impor, kita mau bangganya dari mana," ujarnya.

Di sisi lain, Buwas menerangkan sebagai strategi untuk mempertahankan ketersediaan beras di daerah, saat ini Pemerintah Provinsi Lampung menerapkan kebijakan yang mengatur distribusi gabah dan beras ke luar wilayah.

"Seperti di Lampung sudah ada salah satunya pengaturan bahwa tidak boleh gabah keluar dari Lampung, harus berupa beras. Beras itu juga nanti dibatasi akan diatur ke mana ini beras dan berapa jumlahnya," ungkapnya.

Buwas pun berharap pemerintah daerah lain menerapkan kebijakan serupa guna menjamin ketersediaan pasokan beras terutama bagi wilayah yang menjadi lumbung padi nasional.

"Supaya tertata dengan baik yang produksi-produksi bertahan untuk wilayahnya, di wilayah cukup, baru sisanya boleh keluar itu supaya jaminan di wilayah produksi itu ada," ucapnya.

Baca juga: BPS: Vietnam dan Thailand jadi pemasok utama beras ke Indonesia
Baca juga: Bulog: Impor beras asal China jadi pilihan terakhir
Baca juga: Plt Mentan sebut pemerintah akan tambah impor beras 1,5 juta ton