Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta perguruan tinggi memanfaatkan Dana Padanan untuk membuat berbagai program dalam melaksanakan Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM) Mandiri.

“Program matching fund atau Dana Padanan ini, kalau kampusnya kreatif bisa dijadikan MBKM Mandiri,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam di Jakarta, Selasa.

MBKM Mandiri adalah adalah kegiatan MBKM yang dijalankan secara mandiri dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dengan adanya keterlibatan multipihak.

Baca juga: Kemendikbudristek alokasikan Rp750 miliar untuk dana padanan 2024

Hal tersebut dilakukan, kata dia, agar pengembangan keilmuan yang didapat oleh mahasiswa tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan kampus, namun juga dapat berkontribusi nyata untuk lingkungan dan masyarakat.

Bentuk kegiatan MBKM Mandiri yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi, antara lain magang, membangun desa/KKN Tematik, serta pertukaran pelajar.

Nizar mengatakan selama ini Kemendikbudristek mendukung pelaksanaan MBKM Mandiri seperti menyediakan pendanaan berbasis kompetensi yaitu perguruan tinggi bisa mengajukan proposal Program MBKM Mandiri.

“Kita menyediakan pendanaan yang berbasis kompetisi. Perguruan tinggi bisa mengajukan program-program MBKM Mandiri yang bisa menggunakan pendanaan ini,” katanya.

Baca juga: Kolaborasi universitas dan industri pacu inovasi teknologi nasional

Tak hanya itu, Nizam menuturkan perguruan tinggi juga bisa mengoptimalkan inovasi dan kreativitas dalam membuat proposal program yang dapat diajukan untuk mendapat Dana Padanan.

Program Dana Padanan atau sebelumnya dikenal dengan Matching Fund memberikan pendanaan kepada perguruan tinggi dan industri yang berkolaborasi dalam pengembangan inovasi melalui platform Kedaireka.

Ia mencontohkan mahasiswa bisa membentuk program seperti revitalisasi pertanian dan pemberdayaan petani melalui teknologi smart farming sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

“Jadi mahasiswanya bisa diterjunkan sehingga menjadi grounded research selama satu semester, bahkan satu tahun dengan pendanaan dari matching fund ini,” kata Nizam.

Baca juga: Kemendikbudristek: Matching Fund-Kedaireka akselerasi riset-inovasi