Jakarta (ANTARA) - Perusahaan industri kimia dan gas PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (kode saham: SBMA) menargetkan pendapatan dapat mencapai senilai Rp123 miliar pada akhir tahun 2023 nanti.

"SBMA optimis menutup tahun 2023 dengan pendapatan senilai Rp123 miliar," kata Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Rini mengatakan bahwa perseroan dari awal tahun hingga saat ini masih on the track, dengan segmentasi pasar terbesar masih didominasi oleh pertambangan di Balikpapan, serta reseller (RDMP) dan perusahaan fabrikasi and machinery.

"Basis customer perseroan mayoritas barang komoditas dan sebagian besar merupakan barang ekspor, sehingga tetap optimis dalam rangka menjelang tahun politik ini," ujar Rini.

Ia melanjutkan, perseroan menerima banyak permintaan liquid, di antaranya proyek Kawasan Industri Kalimantan yang merupakan proyek pemerintah, yang mengalami peningkatan pada sektor Manufaktur Liquid sebesar 10 persen, dan akan terus meningkat setiap bulannya.

"Selama industri minyak bumi, petrokimia, berbasis kebutuhan dasar masyarakat seperti pupuk, batu bara, nikel perkapalan dan industri sawit tidak mengalami kontraksi yang signifikan, maka perseroan akan selalu optimis dalam menjalani bisnis dan akan selalu berkembang," ujar Rini.

Di tengah ketidakstabilan ekonomi domestik dan global, ia menyebut lebih dari 60 persen bisnis perseroan berdasarkan daya kontrol customer tidak ada satupun yang menjadi mayoritas, sehingga lebih tahan terhadap efek perubahan apa pun.

"Menjaga ketersediaan stok bahan baku, menjaga iklim internal tetap kondusif, dan mengedepankan servis yang baik kepada customer itulah, strategi SBMA dalam menghadapi tahun politik," ujar Rini.

Apabila mengacu pencapaian perseroan pada tahun-tahun sebelumnya, pada 2022 perseroan membukukan pendapatan senilai Rp103,64 miliar, dan pada 2021 pendapatan tercatat senilai Rp88,26 miliar.

"Sehingga secara kinerja, perseroan memang terus mengalami pertumbuhan sejak mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan memanfaatkan dana IPO untuk pengembangan bisnis yang berkelanjutan," ujar Rini.

Sebelumnya, perseroan telah merambah proyek pemerintah di Kalimantan Timur, yang merupakan provinsi tempat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sedang dibangun.

Rini menjelaskan perseroan menerima banyak permintaan liquid, di antaranya proyek pemerintah yaitu kawasan industri Kalimantan, sehingga mengalami peningkatan pada sektor manufaktur liquid sebesar lima persen dan akan terus meningkat setiap bulannya.

"Saat ini, kami telah mengambil lima persen dari pasar liquid yang ada di Kalimantan Timur dan diestimasikan akan terus meningkat setiap bulannya," ujar Rini.
Baca juga: Surya Biru Murni rambah proyek pemerintah di sekitar IKN
Baca juga: Surya Biru Murni meraih 12 kontrak baru hingga September 2023