Masyarakat Tangerang keluhkan pencemaran limbah pabrik peleburan besi
17 Oktober 2023 17:55 WIB
Sejumlah pengendara saat melewat pabrik yang mengeluarkan polusi udara di kawasan Industri Millenium, Cikupa, Kabupaten Tangerang (Azmi Samsul Maarif)
Tangerang (ANTARA) - Masyarakat Kampung Cibarengkok, Desa Peusar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten, mengeluhkan pencemaran limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), yang diduga berasal dari pabrik peleburan besi milik PT Power Steel Indonesia di Kawasan Industri Millenium.
"Kalau pagi atau pun malam, asap dari pabrik peleburan besi ini sampe ke rumah. Bahkan terkadang saking sering dan meluasnya polusi itu, kami terdampak sampai batuk-batuk," ucap salah satu warga Desa Peusar yang enggan disebutkan namanya kepada ANTARA di Tangerang, Selasa.
Menurut dia, dampak polusi limbah B3 dari pabrik peleburan besi tersebut sangat tidak ramah lingkungan, sehingga hal itu pun dapat menyebabkan kondisi udara di kawasan pemukiman warga berubah menjadi tidak sehat.
Selain itu polusi yang dihasilkan atas kegiatan pabrik tersebut juga mengganggu bagi kesehatan warga dan lingkungan sekitar, karena diduga mengandung B3.
Baca juga: KLHK telusuri aliran uang PMA pelebur tembaga ilegal di Banten
"Kita pun sudah sering melakukan aksi protes kepada perusahaan, agar bisa memperbaiki proses produksinya. Supaya limbah atau polusinya tak berdampak ke warga," katanya.
Warga lainnya, Sutiyah (48), menuturkan jika kondisi pencemaran udara ini sudah terjadi sejak beberapa tahunan yang lalu. Bahkan pada sekitar tiga tahun yang lalu warga sempat menuntut pertemuan atau mediasi soal kasus pencemaran pabrik peleburan besi tersebut.
"Dulu sempat kita ada pertemuan. Dan pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga atas ganti rugi, cuma itu hanya sekali. Sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan pabrik itu tidak melakukan perbaikan pengelolaan limbah itu," ujarnya.
Ia pun berharap kepada Pemkab Tangerang untuk bisa menindaklanjuti keluhan sejumlah warga dengan mencari solusi terbaik, agar warga yang tinggal di sekitar Kawasan Industri Millenium tidak terganggu dengan pencemaran limbah atau udara dari kegiatan pabrik-pabrik itu.
Baca juga: KLHK tetapkan status tersangka kepada bos perusahaan pelebur tembaga
"Saya sih berharap pemerintah untuk menindak pabrik itu secepatnya. Karena kalau dibiarkan ini sangat membahayakan kesehatan kami, apalagi ini di tengah musim kemarau, jadi polusi sangat cepat menyebar," katanya.
Sementara itu pantauan ANTARA di lokasi pabrik peleburan limbah besi itu, terlihat mengeluarkan sejumlah kepulan asap hitam pekat. Bahkan, asapnya mengandung bau tak sedap hingga mengganggu pernafasan.
Kemudian saat mencoba mengelilingi sekitar bangunan pabrik itu terlihat juga adanya air, diduga limbah yang keluar dari hasil pembuangan produksi pabrik tersebut.
Baca juga: KP2C duga ribuan ikan mati di Sungai Cileungsi akibat limbah B3
"Kalau pagi atau pun malam, asap dari pabrik peleburan besi ini sampe ke rumah. Bahkan terkadang saking sering dan meluasnya polusi itu, kami terdampak sampai batuk-batuk," ucap salah satu warga Desa Peusar yang enggan disebutkan namanya kepada ANTARA di Tangerang, Selasa.
Menurut dia, dampak polusi limbah B3 dari pabrik peleburan besi tersebut sangat tidak ramah lingkungan, sehingga hal itu pun dapat menyebabkan kondisi udara di kawasan pemukiman warga berubah menjadi tidak sehat.
Selain itu polusi yang dihasilkan atas kegiatan pabrik tersebut juga mengganggu bagi kesehatan warga dan lingkungan sekitar, karena diduga mengandung B3.
Baca juga: KLHK telusuri aliran uang PMA pelebur tembaga ilegal di Banten
"Kita pun sudah sering melakukan aksi protes kepada perusahaan, agar bisa memperbaiki proses produksinya. Supaya limbah atau polusinya tak berdampak ke warga," katanya.
Warga lainnya, Sutiyah (48), menuturkan jika kondisi pencemaran udara ini sudah terjadi sejak beberapa tahunan yang lalu. Bahkan pada sekitar tiga tahun yang lalu warga sempat menuntut pertemuan atau mediasi soal kasus pencemaran pabrik peleburan besi tersebut.
"Dulu sempat kita ada pertemuan. Dan pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga atas ganti rugi, cuma itu hanya sekali. Sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan pabrik itu tidak melakukan perbaikan pengelolaan limbah itu," ujarnya.
Ia pun berharap kepada Pemkab Tangerang untuk bisa menindaklanjuti keluhan sejumlah warga dengan mencari solusi terbaik, agar warga yang tinggal di sekitar Kawasan Industri Millenium tidak terganggu dengan pencemaran limbah atau udara dari kegiatan pabrik-pabrik itu.
Baca juga: KLHK tetapkan status tersangka kepada bos perusahaan pelebur tembaga
"Saya sih berharap pemerintah untuk menindak pabrik itu secepatnya. Karena kalau dibiarkan ini sangat membahayakan kesehatan kami, apalagi ini di tengah musim kemarau, jadi polusi sangat cepat menyebar," katanya.
Sementara itu pantauan ANTARA di lokasi pabrik peleburan limbah besi itu, terlihat mengeluarkan sejumlah kepulan asap hitam pekat. Bahkan, asapnya mengandung bau tak sedap hingga mengganggu pernafasan.
Kemudian saat mencoba mengelilingi sekitar bangunan pabrik itu terlihat juga adanya air, diduga limbah yang keluar dari hasil pembuangan produksi pabrik tersebut.
Baca juga: KP2C duga ribuan ikan mati di Sungai Cileungsi akibat limbah B3
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: