Ketahanan pangan jadi fokus kerja sama dengan Amerika Latin, Karibia
17 Oktober 2023 00:17 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury berbicara dalam acara pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta, 16 Oktober 2023. (ANTARA/Shofi Ayudiana)
Jakarta (ANTARA) - Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus kerja sama yang akan didorong Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia, kata Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury pada Senin.
Dia mengatakan ada tiga bidang potensial yang harus difokuskan dalam kerja sama Indonesia dan Amerika Latin-Karibia, yaitu memperluas perdagangan dan investasi, transisi energi, dan ketahanan pangan dan energi.
"Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia juga dapat memainkan peran penting dalam industri kendaraan listrik ... Karena kita mempunyai cadangan mineral penting yang melimpah termasuk nikel, tembaga, kobalt, dan litium," kata Pahala dalam acara pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta.
Dia menekankan pentingnya ketahanan pangan dan energi bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan terus tumbuh.
Menurut Pahala, Indonesia sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi. Indonesia saat ini mengimpor sekitar 1,5 juta sapi setiap tahunnya dan sekitar 600.000 barel minyak serta produk-produk turunan minyak setiap hari.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa kerja sama dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia adalah salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi Indonesia.
"Kami melihat bahwa ini bukan hanya merupakan peluang bagi kami untuk benar-benar dapat bekerja di bidang perdagangan, tetapi juga bersama-sama mengembangkan rantai nilai pangan dan energi di Indonesia, serta investasi Indonesia di negara-negara Anda di bidang ini: energi dan ketahanan pangan," katanya.
Pahala menyebut total perdagangan Indonesia dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia pada 2022 mencapai 13,10 miliar dolar AS (sekitar Rp205,5 triliun), naik sekitar 24,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai investasi antara Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia tercatat sekitar 11,3 juta dolar AS. Meskipun angka-angka ini tumbuh secara signifikan, kata dia, perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh.
Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar INA-LAC pada 17 Oktober di Jakarta yang diikuti oleh sekitar 70 peserta, 43 di antaranya dari Indonesia.
Pada 2022, Forum Bisnis INA-LAC telah memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kesepakatan bisnis mencapai 16,57 juta dolar AS (sekitar Rp256,3 miliar) di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, dan investasi properti.
Baca juga: RI lihat potensi kembangkan baterai EV dengan Peru, Chile, Argentina
Baca juga: RI bidik pasar suku cadang kendaraan bermotor Amerika Latin, Karibia
Dia mengatakan ada tiga bidang potensial yang harus difokuskan dalam kerja sama Indonesia dan Amerika Latin-Karibia, yaitu memperluas perdagangan dan investasi, transisi energi, dan ketahanan pangan dan energi.
"Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia juga dapat memainkan peran penting dalam industri kendaraan listrik ... Karena kita mempunyai cadangan mineral penting yang melimpah termasuk nikel, tembaga, kobalt, dan litium," kata Pahala dalam acara pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta.
Dia menekankan pentingnya ketahanan pangan dan energi bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan terus tumbuh.
Menurut Pahala, Indonesia sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi. Indonesia saat ini mengimpor sekitar 1,5 juta sapi setiap tahunnya dan sekitar 600.000 barel minyak serta produk-produk turunan minyak setiap hari.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa kerja sama dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia adalah salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi Indonesia.
"Kami melihat bahwa ini bukan hanya merupakan peluang bagi kami untuk benar-benar dapat bekerja di bidang perdagangan, tetapi juga bersama-sama mengembangkan rantai nilai pangan dan energi di Indonesia, serta investasi Indonesia di negara-negara Anda di bidang ini: energi dan ketahanan pangan," katanya.
Pahala menyebut total perdagangan Indonesia dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia pada 2022 mencapai 13,10 miliar dolar AS (sekitar Rp205,5 triliun), naik sekitar 24,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai investasi antara Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia tercatat sekitar 11,3 juta dolar AS. Meskipun angka-angka ini tumbuh secara signifikan, kata dia, perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh.
Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar INA-LAC pada 17 Oktober di Jakarta yang diikuti oleh sekitar 70 peserta, 43 di antaranya dari Indonesia.
Pada 2022, Forum Bisnis INA-LAC telah memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kesepakatan bisnis mencapai 16,57 juta dolar AS (sekitar Rp256,3 miliar) di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, dan investasi properti.
Baca juga: RI lihat potensi kembangkan baterai EV dengan Peru, Chile, Argentina
Baca juga: RI bidik pasar suku cadang kendaraan bermotor Amerika Latin, Karibia
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: