Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog memerlukan dana sampai Rp350 miliar untuk mendatangkan tambahan kuota impor daging sapi guna menstabilkan harga daging di dalam negeri.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, menjelaskan, jika perhitungan harga daging yang sampai di Indonesia Rp60.000 per kilogram maka dana yang dibutuhkan untuk pengadaan antara Rp210 miliar sampai Rp350 miliar.

Sutarto mengaku tidak mengkhawatirkan kebutuhan pembiayaan untuk mengimpor daging karena perbankan siap mengucurkan dana untuk keperluan itu.

"Perbankan nasional kita masih percaya kepada Bulog," katanya di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan pula bahwa menurut perhitungan Perum Bulog, kebutuhan impor daging sapi beku tambahan untuk menekan gejolak harga daging sapi menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini sekitar 3.000--5.000 ton.

"Namun ini keputusan pemerintah, semua pemerintah yang menghitung," katanya.

Perum Bulog mendapat tugas mengimpor daging untuk menstabilkan harga daging di dalam negeri.

Daging impor itu rencananya akan digunakan untuk operasi pasar, terutama di kawasan Jakarta dan Jawa Barat.

Sutarto juga mengatakan bahwa dalam jangka panjang mungkin Bulog juga akan mengimpor sapi bakalan supaya ada nilai tambah yang bisa dinikmati di dalam negeri.

"Jika Bulog ini boleh berbisnis daging sapi, kami sudah buat planning jangka panjang seperti apa. Contohnya Bulog bekerja sama dengan eksportir di sana. Kita membangun feedloter (penggemukan sapi)," katanya.

"Australia dan Selandia Baru nanti kita suplai bibit dan bakalan, kita sortir di sini untuk menjaga kepentingan industri," katanya.