200 pelajar SMK hadiri pelepasan PMI untuk tambah wawasan
16 Oktober 2023 19:07 WIB
Kepala SMK Negeri 36 Jakarta Sri Tati Sugiarti menemui wartawan usai acara Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melepas pekerja migran Indonesia ke Korea Selatan dan Jerman di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (16/10/2023). ANTARA/Abdu Faisal.
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 200 pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 36 Jakarta menghadiri
pelepasan keberangkatan Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan dan Jerman di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, untuk menambah wawasan mengenai pekerjaan di luar negeri.
Kepala SMK Negeri 36 Jakarta Sri Tati Sugiarti
mengatakan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diberangkatkan secara resmi ke luar negeri memperoleh banyak perlakuan spesial dari Pemerintah Republik Indonesia.
"Kami menghadirkan 200 pelajar dari Kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 36 Jakarta ke acara ini untuk membuka wawasan para taruna-taruni kami kalau kerja ke luar negeri yang legal di bawah pengawasan BP2MI," kata Sri.
Kegiatan pelepasan keberangkatan PMI itu diselenggarakan oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sri mengatakan pihaknya diundang BP2MI untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Baca juga: BP2MI wanti-wanti PMI tidak terbujuk untuk kabur dari penempatan kerja
Hal itu karena di antara para PMI yang diberangkatkan tersebut ada PMI yang disalurkan ke perusahaan sektor perikanan di Korea Selatan (Korsel).
"Sama seperti bidang keahlian yang diajarkan di SMK Negeri 36 Jakarta, yakni kemaritiman, di antaranya program keahlian nautika kapal penangkap ikan dan teknika kapal penangkap ikan," kata Sri.
Kepala Program Nautika Kapal Penangkap Ikan SMK Negeri 36 Jakarta, Husaeni mengatakan, pihaknya juga mengimbau siswa memperhatikan syarat bekerja di sektor perikanan di luar negeri. Di antaranya adalah kesiapan mental untuk bertahan hidup di laut selama enam bulan atau lebih.
Karena itu, sejak kelas X, pelajar SMK Negeri 36 Jakarta sudah dibiasakan seperti itu selama pelatihan kerja lapangan (PKL), yakni melaut agar membangun kesiapan mental dalam diri pelajar itu sendiri.
Baca juga: BP2MI ajak pekerja migran bekerja profesional di negara penempatan
Selain itu, lulusan SMK Negeri 36 Jakarta juga dibekali dengan sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan tingkat 2 (ANKAPIN-II) dan Ahli Teknika Kapal Penangkapan Ikan Tingkat 2 (ATKAPIN-II).
"ANKAPIN-II untuk nakhoda, sedangkan ATKAPIN-II untuk kepala kamar mesin," kata Husaeni.
Dengan sertifikat itu, harapannya lebih besar peluang kerja sebagai perwira kapal bagi lulusan SMK Negeri 36 Jakarta ketika diserap industri yang bergerak di sektor perikanan.
SMK Negeri 36 Jakarta juga mewajibkan pelajarnya mengikuti sertifikasi "Basic Safety Training" (BST) yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dan Kementerian Perhubungan.
"Salah satu bukti pelaut itu adalah mempunyai sertifikat BST," kata Husaeni yang menjelaskan bahwa SMK Negeri 36 Jakarta adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Jakarta Utara, tepatnya di wilayah Kalibaru, Cilincing.
Baca juga: BP2MI minta penambahan kuota pekerja migran Indonesia di Jepang
pelepasan keberangkatan Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan dan Jerman di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, untuk menambah wawasan mengenai pekerjaan di luar negeri.
Kepala SMK Negeri 36 Jakarta Sri Tati Sugiarti
mengatakan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diberangkatkan secara resmi ke luar negeri memperoleh banyak perlakuan spesial dari Pemerintah Republik Indonesia.
"Kami menghadirkan 200 pelajar dari Kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 36 Jakarta ke acara ini untuk membuka wawasan para taruna-taruni kami kalau kerja ke luar negeri yang legal di bawah pengawasan BP2MI," kata Sri.
Kegiatan pelepasan keberangkatan PMI itu diselenggarakan oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sri mengatakan pihaknya diundang BP2MI untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Baca juga: BP2MI wanti-wanti PMI tidak terbujuk untuk kabur dari penempatan kerja
Hal itu karena di antara para PMI yang diberangkatkan tersebut ada PMI yang disalurkan ke perusahaan sektor perikanan di Korea Selatan (Korsel).
"Sama seperti bidang keahlian yang diajarkan di SMK Negeri 36 Jakarta, yakni kemaritiman, di antaranya program keahlian nautika kapal penangkap ikan dan teknika kapal penangkap ikan," kata Sri.
Kepala Program Nautika Kapal Penangkap Ikan SMK Negeri 36 Jakarta, Husaeni mengatakan, pihaknya juga mengimbau siswa memperhatikan syarat bekerja di sektor perikanan di luar negeri. Di antaranya adalah kesiapan mental untuk bertahan hidup di laut selama enam bulan atau lebih.
Karena itu, sejak kelas X, pelajar SMK Negeri 36 Jakarta sudah dibiasakan seperti itu selama pelatihan kerja lapangan (PKL), yakni melaut agar membangun kesiapan mental dalam diri pelajar itu sendiri.
Baca juga: BP2MI ajak pekerja migran bekerja profesional di negara penempatan
Selain itu, lulusan SMK Negeri 36 Jakarta juga dibekali dengan sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan tingkat 2 (ANKAPIN-II) dan Ahli Teknika Kapal Penangkapan Ikan Tingkat 2 (ATKAPIN-II).
"ANKAPIN-II untuk nakhoda, sedangkan ATKAPIN-II untuk kepala kamar mesin," kata Husaeni.
Dengan sertifikat itu, harapannya lebih besar peluang kerja sebagai perwira kapal bagi lulusan SMK Negeri 36 Jakarta ketika diserap industri yang bergerak di sektor perikanan.
SMK Negeri 36 Jakarta juga mewajibkan pelajarnya mengikuti sertifikasi "Basic Safety Training" (BST) yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dan Kementerian Perhubungan.
"Salah satu bukti pelaut itu adalah mempunyai sertifikat BST," kata Husaeni yang menjelaskan bahwa SMK Negeri 36 Jakarta adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Jakarta Utara, tepatnya di wilayah Kalibaru, Cilincing.
Baca juga: BP2MI minta penambahan kuota pekerja migran Indonesia di Jepang
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023
Tags: