Palestina tuduh Israel bahayakan upaya perdamaian
30 Mei 2013 23:53 WIB
ilustrasi Menlu AS John Kerry (tengah) berjabat tangan dengan Presiden Israel Shimon Peres (kiri) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam Forum Ekonomi Dunia Timur Tengah dan Afrika Utara di Pusat Konvensi Raja Hussein, Laut Mati, Minggu (26/5). (REUTERS/Jim Young)
Ramallah (ANTARA News) - Seorang pejabat Palestina, Kamis, menuduh Israel menghancurkan upaya Menteri Luar Negeri AS John Kerry untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian dengan melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi.
Pada Rabu (29/5), media setempat Israel melaporkan pemerintah memutuskan untuk membangun lebih dari 1.000 rumah di permukiman di Jerusalem Timur.
"Kami telah memberitahu dunia bahwa pemerintah Israel tidak tertarik pada perdamaian dan itu adalah pemerintah pemukim (Yahudi)," kata Saeb Erekat, Kepala Perunding Palestina, kepada Xinhua.
Selain pemerintah melanjutkan pembangunan permukiman tidak sah, kelompok pemukim juga meningkatkan serangan mereka terhadap rakyat Palestina dan wilayah mereka" di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur, kata Erekat sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Sementara itu, Riad Al-Maliki, Menteri Urusan Luar Negeri Palestina, mengatakan Kerry gagal membuat terobosan dalam misinya, dan menyalahkan Israel karena tidak bersikap luwes.
Menurut pengawas permukiman Terrestrial Jerusalem, kontrak untuk membangun 300 rumah di Permukiman Ramot di Jerusalem Timur-laut sudah ditandatangani.
Laporan mengenai rencana pembangunan permukiman baru mencuat beberapa hari setelah Kerry mengakhiri kunjungan keempatnya ke wilayah itu, tempat ia bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya menghidupkan kembali perundingan.
Kerry telah melancarkan upaya sejak kunjungan Presiden AS Barack Obama ke wilayah tersebut pada 20 Maret, guna melanjutkan kembali perundingan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina.
Perundingan antara kedua pihak telah berhenti total pada 2010 gara-gara perluasan permukiman Yahudi.
(C003)
Pada Rabu (29/5), media setempat Israel melaporkan pemerintah memutuskan untuk membangun lebih dari 1.000 rumah di permukiman di Jerusalem Timur.
"Kami telah memberitahu dunia bahwa pemerintah Israel tidak tertarik pada perdamaian dan itu adalah pemerintah pemukim (Yahudi)," kata Saeb Erekat, Kepala Perunding Palestina, kepada Xinhua.
Selain pemerintah melanjutkan pembangunan permukiman tidak sah, kelompok pemukim juga meningkatkan serangan mereka terhadap rakyat Palestina dan wilayah mereka" di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur, kata Erekat sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.
Sementara itu, Riad Al-Maliki, Menteri Urusan Luar Negeri Palestina, mengatakan Kerry gagal membuat terobosan dalam misinya, dan menyalahkan Israel karena tidak bersikap luwes.
Menurut pengawas permukiman Terrestrial Jerusalem, kontrak untuk membangun 300 rumah di Permukiman Ramot di Jerusalem Timur-laut sudah ditandatangani.
Laporan mengenai rencana pembangunan permukiman baru mencuat beberapa hari setelah Kerry mengakhiri kunjungan keempatnya ke wilayah itu, tempat ia bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya menghidupkan kembali perundingan.
Kerry telah melancarkan upaya sejak kunjungan Presiden AS Barack Obama ke wilayah tersebut pada 20 Maret, guna melanjutkan kembali perundingan perdamaian langsung antara Israel dan Palestina.
Perundingan antara kedua pihak telah berhenti total pada 2010 gara-gara perluasan permukiman Yahudi.
(C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: