Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI memperkuat inklusivitas literasi siswa berkebutuhan khusus SDN Lesanpuro 2, Malang, Jawa Timur dalam rangka mengasah keterampilan mereka.

“Literasi adalah tangga menuju peningkatan mutu pendidikan dan buku adalah anak tangga yang mengantar kita ke dunia baru pengetahuan,” kata Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Kemendikbudristek: Perlu inovasi dalam penguatan Kurikulum Merdeka

Kemendikbudristek berupaya memperkuat literasi peserta didik dalam mendukung visi Merdeka Belajar sekaligus menggali literasi peserta didik termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

Hal tersebut harus dilakukan karena peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan perhatian khusus untuk mengasah keterampilan literasi mereka.

Oleh sebab itu, guru, kepala sekolah, serta siswa dari jenjang SD, sekolah luar biasa negeri (SLBN), dan SMP harus saling berbagi pengalaman inspiratif yang menambah semangat berliterasi.

Aswin menyatakan peran literasi sebagai tangga menuju peningkatan mutu pendidikan sehingga seluruh guru dapat membantu siswa berkebutuhan khusus dalam memanfaatkan buku bacaan bermutu.

Baca juga: Kemendikbudristek sebut 921 perguruan tinggi jalankan MBKM Mandiri

Aswin menjelaskan memanfaatkan buku bacaan berkualitas adalah kunci untuk perjalanan literasi yang kuat dan berkelanjutan sekaligus membuka jendela menuju kemerdekaan dalam belajar.

“Memanfaatkan buku bacaan bermutu untuk memperkuat literasi adalah jendela menuju kemerdekaan dalam belajar,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa visi Merdeka Belajar bukan impian yang jauh dari kenyataan dan dapat terwujud dengan adanya kolaborasi untuk menjelajahi dunia literasi.

Melalui upaya bersama seperti memilih buku dengan bijak, berbagi pengetahuan, menjadikan membaca sebagai kebiasaan, dan mengaplikasikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari dinilai merupakan langkah tepat untuk menciptakan generasi unggul.

“Sebuah buku adalah lebih dari sekadar kertas berisi kata-kata. Ini adalah kunci untuk membuka dunia yang tak terbatas, sebuah dunia di mana kita terus belajar, tumbuh, dan berkembang,” katanya.

Baca juga: Kisah Tafik membangun karakter anak usia dini