PSDKP tak lakukan nekropsi hiu tutul terdampar di Jembrana
15 Oktober 2023 18:34 WIB
Petugas Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kabupaten Jembrana, Bali melihat hiu tutul (Rhincondon typus) yang ditemukan di Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana. ANTARA/Gembong Ismadi
Jembrana, Bali (ANTARA) - Petugas Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kabupaten Jembrana, Bali tak melakukan nekropsi atau pembedahan terhadap hiu tutul (Rhincondon typus) yang ditemukan terdampar di Desa Pekutatan, Jembrana untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Hiu dengan panjang mencapai enam meter itu terdampar di pantai wilayah Kabupaten Jembrana, Bali ditemukan warga Banjar atau Dusun Yehkuning, Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan di pantai dalam kondisi sudah mati, Minggu.
“Bangkai hiu ini sudah mulai mengeluarkan bau busuk. Untuk mencegah pencemaran lingkungan, kami akan langsung menguburnya tanpa melakukan nekropsi atau pembedahan,” kata Koordinator Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan (PSDKP) Jembrana Andri Purna Jatmiko di Jembrana, Minggu.
Ia mengatakan dari pemeriksaan luar, tidak ditemukan satwa jenis hiu paus itu mati karena perburuan, sehingga pihaknya memutuskan tidak melakukan nekropsi.
“Selain tidak ditemukan tanda kematian karena perburuan, petugas yang khusus melakukan nekropsi juga berhalangan hadir. Lebih baik segera dikuburkan,” katanya.
Menurut Andri, untuk mengubur bangkai hiu dengan perkiraan berat lebih dari satu ton tersebut akan menggunakan alat berat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.
Dari catatan PSDKP, kata dia, dari bulan Januari hingga Oktober ada tiga hiu sejenis yang terdampar di pantai Jembrana dengan seluruhnya dalam kondisi mati.
Menurut dia, bangkai hiu paus pertama ditemukan di pantai Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana pada bulan Juni, kemudian yang kedua pada bulan September di pantai Dusun Yehkuning, Desa Pekutatan sama dengan temuan bangkai hiu yang terakhir.
Dia mengatakan selain hiu paus tutul, sepanjang tahun 2023 juga ada tiga satwa laut besar yang terdampar yaitu paus sperma di Pantai Yehleh, Kecamatan Pekutatan pada bulan April, kemudian lumba-lumba di Pantai Tembles, Kecamatan Mendoyo juga di bulan April serta pada bulan Mei ditemukan lumba-lumba terdampar di Pantai Cupel, Kecamatan Negara.
“Dengan enam satwa laut besar yang terdampar dan mati ini, menjadi peringatan bagi kita semua untuk menjaga ekosistem laut. Salah satunya tidak membuang sampah plastik ke laut, karena berbahaya bagi biota laut,” katanya.
Sebelumnya, Hiu paus tutul ini terlihat oleh warga sekitar pukul 07.00 wita, yang terseret ombak hingga ke pinggir pantai.
“Awal terlihat masih agak di tengah laut, karena terseret ombak bangkai hiu ini terdampar di pantai,” kata I Wayan Tulus, salah seorang warga setempat.
Baca juga: KKP kuburkan hiu paus seberat satu ton di Bali
Baca juga: Hiu tutul terdampar di pantai selatan Purworejo dikubur
Hiu dengan panjang mencapai enam meter itu terdampar di pantai wilayah Kabupaten Jembrana, Bali ditemukan warga Banjar atau Dusun Yehkuning, Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan di pantai dalam kondisi sudah mati, Minggu.
“Bangkai hiu ini sudah mulai mengeluarkan bau busuk. Untuk mencegah pencemaran lingkungan, kami akan langsung menguburnya tanpa melakukan nekropsi atau pembedahan,” kata Koordinator Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan (PSDKP) Jembrana Andri Purna Jatmiko di Jembrana, Minggu.
Ia mengatakan dari pemeriksaan luar, tidak ditemukan satwa jenis hiu paus itu mati karena perburuan, sehingga pihaknya memutuskan tidak melakukan nekropsi.
“Selain tidak ditemukan tanda kematian karena perburuan, petugas yang khusus melakukan nekropsi juga berhalangan hadir. Lebih baik segera dikuburkan,” katanya.
Menurut Andri, untuk mengubur bangkai hiu dengan perkiraan berat lebih dari satu ton tersebut akan menggunakan alat berat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana.
Dari catatan PSDKP, kata dia, dari bulan Januari hingga Oktober ada tiga hiu sejenis yang terdampar di pantai Jembrana dengan seluruhnya dalam kondisi mati.
Menurut dia, bangkai hiu paus pertama ditemukan di pantai Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana pada bulan Juni, kemudian yang kedua pada bulan September di pantai Dusun Yehkuning, Desa Pekutatan sama dengan temuan bangkai hiu yang terakhir.
Dia mengatakan selain hiu paus tutul, sepanjang tahun 2023 juga ada tiga satwa laut besar yang terdampar yaitu paus sperma di Pantai Yehleh, Kecamatan Pekutatan pada bulan April, kemudian lumba-lumba di Pantai Tembles, Kecamatan Mendoyo juga di bulan April serta pada bulan Mei ditemukan lumba-lumba terdampar di Pantai Cupel, Kecamatan Negara.
“Dengan enam satwa laut besar yang terdampar dan mati ini, menjadi peringatan bagi kita semua untuk menjaga ekosistem laut. Salah satunya tidak membuang sampah plastik ke laut, karena berbahaya bagi biota laut,” katanya.
Sebelumnya, Hiu paus tutul ini terlihat oleh warga sekitar pukul 07.00 wita, yang terseret ombak hingga ke pinggir pantai.
“Awal terlihat masih agak di tengah laut, karena terseret ombak bangkai hiu ini terdampar di pantai,” kata I Wayan Tulus, salah seorang warga setempat.
Baca juga: KKP kuburkan hiu paus seberat satu ton di Bali
Baca juga: Hiu tutul terdampar di pantai selatan Purworejo dikubur
Pewarta: Rolandus Nampu/Gembong Ismadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: