Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komnas Pengendalian Tembakau Prijo Sidipratomo mengatakan perokok terus merokok karena terpengaruh oleh iklan dan promosi gencar rokok dari produsen rokok.

"Promosi rokok itu mempengaruhi masyarakat khususnya generasi muda agar terjerat dalam kebiasaan merokok," ujar Prijo di Jakarta, Kamis.

Pada Januari - Oktober 2007 saja ada 1.350 acara yang disponsori industri rokok dengan rata-rata 135 acara setiap bulan.

"Untuk itu harus dilakukan upaya pengendalian rokok secara komprehensif termasuk pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok," kata dia.

Hasil penelitian menunjukkan 70 persen anak muda yang melihat iklan rokok terpengaruh untuk merokok.

Ketua Panitia Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2013, Bintarti Soewondo, menyebut iklan rokok sebagai pembodohan dan membohongi masyarakat.

Sementara itu demi langkah konkrit mengendalikan tembakau, Komnas Pengendalian Tembakau memberikan penghargaan penghargaan kepada individu-individu yang berperan dalam mengendalikan rokok, termasuk mereka yang menetapkan peraturan melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok.

Penghargaan diberikan kepada Ketua Kaukus Kesehatan DPR-RI sebagai bentuk apresiasi atas kegigihannya di parlemen dalam mengendalikan tembakau dan mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo yang telah menertibkan kawasan bebas rokok di ibukota serta peraturan khusus larangan merokok.

Penghargaan juga diberikan kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang telah mendorong daerah untuk menertibkan Perda Kawasan Tanpa Rokok, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menerapkan Kawasan Dilarang Merokok secara menyeluruh dan terpadu.

Kemudian kepada Chairman dan CEO Lippo Group Mochtar Riady dan James Riady serta CEO Femina Group Svida Alisjahbana atas dukungannya menolak iklan, promosi dan sponsor rokok di media.