JEC gelar bakti sosial yang fokus pada penanganan mata juling
14 Oktober 2023 22:06 WIB
Dokter Spesialis Mata Konsultan Strabismus JEC Eyes Hospitals and Clinic Gusti G. Suardana, SpM(K) (kiri) bersama Direktur Utama Rumah Sakti Mata JEC Menteng Referano Agustiawan (tengah) dan Ketua INAPOOS DR. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes (kanan) dalam sesi media yang diikuti di Jakarta, Sabtu (14/10/2023). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - JEC Eye Hospitals and Clinics Menteng menggelar bakti sosial yang fokus pada penanganan mata juling atau strabismus untuk membantu penderita dalam mengurangi risiko dan gangguan fungsi penglihatan pada mata.
"Tidak hanya mempengaruhi produktivitas penderitanya, mata malas (ambliopia) yang bisa menyebabkan mata juling bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan dengan berbagai derajat keparahan dan tingkat risiko mencapai 50 sampai 73 persen," kata Dokter Spesialis Mata Konsultan Strabismus JEC Eyes Hospitals and Clinic Gusti G. Suardana, SpM(K) dalam sesi media yang diikuti di Jakarta, Sabtu.
Gusti menjelaskan bakti sosial ini bertujuan untuk memberikan edukasi serta tindakan operasi mata juling gratis kepada masyarakat sejak tanggal 1 sampai 31 Oktober 2023 dan menyasar 30 penderita penerima manfaat.
"Target 30, tapi yang daftar sudah ada 15. Doakan semuanya lancar," ujarnya.
Baca juga: Dokter: Mata juling bisa disembuhkan dengan kacamata dan operasi
Dalam acara bertajuk “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” dipusatkan di Rumah Sakit Mata JEC Menteng, Jakarta Pusat, acara digelar sekaligus untuk memperingati Hari Penglihatan Sedunia pada 12 Oktober.
Nantinya, kata Gusti, pelaksanaan tindakan operasi penanganan mata juling memerlukan persiapan secara ekstensif dengan melibatkan para ahli medis yang memumpuni, Tim spesialis mata strabismus JEC, dan tim dokter anestesi JEC bersama tim perawat yang kompeten.
"Tahun ini turut dihadiri 21 dokter mata dari berbagai daerah Indonesia. Melalui inisiatif itu, JEC akan membagi ilmu, keahlian dan pengalamannya kepada profesional kesehatan mata di Tanah Air," katanya.
Lewat bakti sosial, Gusti berharap kesadaran masyarakat mengenai mata juling dapat terus meningkat, dan terdorong untuk melakukan pengecekan mata sedini mungkin, sehingga potensi mata malas bisa dicegah.
Direktur Utama Rumah Sakti Mata JEC Menteng Referano Agustiawan menambahkan jajarannya bertekad untuk melanjutkan bakti sosial tersebut guna mengukuhkan kepedulian JEC dalam membantu masyarakat penyandang mata juling, terutama dari kalangan yang membutuhkan.
Dengan demikian, JEC dapat membantu masyarakat mendapatkan kembali kualitas hidup mereka.
"Sejalan dengan Hari Penglhatan Sedunia tahun ini, Love Your Eyes at Work, pemberian tindakan operasi mata dalam bekerja dan beraktivitas harian diharapkan mampu mendukung pasien mata juling untuk mencapai produktivitas yang optimal," kata Referano.
Terlebih berdasarkan sebuah studi global terbaru, prevalensi pasien dengan mata malas dilaporkan menyentuh 1,75 persen. Gangguan penglihatan ini dipicu oleh mata juling yang menyebabkan ketidakmampuan mata untuk bekerja sama secara sejajar.
Baca juga: Anak berusia di bawah 8 tahun rentan terkena gangguan penglihatan
Belum lagi prevalensi mata juling secara global diperkirakan mencapai 1,93 persen atau lebih dari 148 juta individu.
"JEC berkomitmen memberikan layanan kesehatan yang andal, didukung fasilitas dan tenaga medis mumpuni, teknologi mutakhir, sistem pendukung unggulan, dan hospitality yang optimal," kata dia.
Diketahui JEC secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif sosial berkelanjutan, guna mencapai visi perusahaan yaitu optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Sejak berdiri pada tahun 1984, bakti sosial lainnya yang telah JEC gelar yakni “Bakti Sosial Katarak JEC”, berupa pemberian operasi katarak gratis dengan jumlah penerima manfaat lebih dari 3.000 orang, dan memberikan 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis, serta pemeriksaan mata gratis kepada 100 guru aktif dan purnabakti di SMAN 4 Jakarta.
Baca juga: Mata kering yang tak tertangani dapat merusak permukaan mata
Baca juga: JEC hadirkan sentra penanganan Makula pertama di Indonesia
Baca juga: Memberi rangsangan pada bayi dapat cegah mata juling
Baca juga: JEC hadirkan sentra penanganan Makula pertama di Indonesia
"Tidak hanya mempengaruhi produktivitas penderitanya, mata malas (ambliopia) yang bisa menyebabkan mata juling bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan dengan berbagai derajat keparahan dan tingkat risiko mencapai 50 sampai 73 persen," kata Dokter Spesialis Mata Konsultan Strabismus JEC Eyes Hospitals and Clinic Gusti G. Suardana, SpM(K) dalam sesi media yang diikuti di Jakarta, Sabtu.
Gusti menjelaskan bakti sosial ini bertujuan untuk memberikan edukasi serta tindakan operasi mata juling gratis kepada masyarakat sejak tanggal 1 sampai 31 Oktober 2023 dan menyasar 30 penderita penerima manfaat.
"Target 30, tapi yang daftar sudah ada 15. Doakan semuanya lancar," ujarnya.
Baca juga: Dokter: Mata juling bisa disembuhkan dengan kacamata dan operasi
Dalam acara bertajuk “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” dipusatkan di Rumah Sakit Mata JEC Menteng, Jakarta Pusat, acara digelar sekaligus untuk memperingati Hari Penglihatan Sedunia pada 12 Oktober.
Nantinya, kata Gusti, pelaksanaan tindakan operasi penanganan mata juling memerlukan persiapan secara ekstensif dengan melibatkan para ahli medis yang memumpuni, Tim spesialis mata strabismus JEC, dan tim dokter anestesi JEC bersama tim perawat yang kompeten.
"Tahun ini turut dihadiri 21 dokter mata dari berbagai daerah Indonesia. Melalui inisiatif itu, JEC akan membagi ilmu, keahlian dan pengalamannya kepada profesional kesehatan mata di Tanah Air," katanya.
Lewat bakti sosial, Gusti berharap kesadaran masyarakat mengenai mata juling dapat terus meningkat, dan terdorong untuk melakukan pengecekan mata sedini mungkin, sehingga potensi mata malas bisa dicegah.
Direktur Utama Rumah Sakti Mata JEC Menteng Referano Agustiawan menambahkan jajarannya bertekad untuk melanjutkan bakti sosial tersebut guna mengukuhkan kepedulian JEC dalam membantu masyarakat penyandang mata juling, terutama dari kalangan yang membutuhkan.
Dengan demikian, JEC dapat membantu masyarakat mendapatkan kembali kualitas hidup mereka.
"Sejalan dengan Hari Penglhatan Sedunia tahun ini, Love Your Eyes at Work, pemberian tindakan operasi mata dalam bekerja dan beraktivitas harian diharapkan mampu mendukung pasien mata juling untuk mencapai produktivitas yang optimal," kata Referano.
Terlebih berdasarkan sebuah studi global terbaru, prevalensi pasien dengan mata malas dilaporkan menyentuh 1,75 persen. Gangguan penglihatan ini dipicu oleh mata juling yang menyebabkan ketidakmampuan mata untuk bekerja sama secara sejajar.
Baca juga: Anak berusia di bawah 8 tahun rentan terkena gangguan penglihatan
Belum lagi prevalensi mata juling secara global diperkirakan mencapai 1,93 persen atau lebih dari 148 juta individu.
"JEC berkomitmen memberikan layanan kesehatan yang andal, didukung fasilitas dan tenaga medis mumpuni, teknologi mutakhir, sistem pendukung unggulan, dan hospitality yang optimal," kata dia.
Diketahui JEC secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif sosial berkelanjutan, guna mencapai visi perusahaan yaitu optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Sejak berdiri pada tahun 1984, bakti sosial lainnya yang telah JEC gelar yakni “Bakti Sosial Katarak JEC”, berupa pemberian operasi katarak gratis dengan jumlah penerima manfaat lebih dari 3.000 orang, dan memberikan 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis, serta pemeriksaan mata gratis kepada 100 guru aktif dan purnabakti di SMAN 4 Jakarta.
Baca juga: Mata kering yang tak tertangani dapat merusak permukaan mata
Baca juga: JEC hadirkan sentra penanganan Makula pertama di Indonesia
Baca juga: Memberi rangsangan pada bayi dapat cegah mata juling
Baca juga: JEC hadirkan sentra penanganan Makula pertama di Indonesia
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: