Yogyakarta (ANTARA) - Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk Jamaah Nelayan Muhammadiyah (Jalamu) sebagai sarana pemberdayyan dan peningkatan kesejahteraan para nelayan pesisir.

Peluncuran logo "Jalamu" dilakukan oleh Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Nurul Yamin dengan menandatangani kaus berwarna putih di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu.

"Fenomena kemiskinan di Indonesia, salah satu kantongnya berdasarkan data BPS adalah di nelayan pesisir, oleh karena itu pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir jadi salah satu prioritas program Muhammadiyah," ujar Yamin.

Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Tahun 2022 menyebutkan jumlah nelayan miskin ekstrem sebesar 555.720 atau sekitar 8,8 persen dari total 6.289.167 penduduk miskin ekstrem di Indonesia.

Dia mengatakan salah satu poin penting dari keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022 memajukan dan mencerahkan komunitas-komunitas khusus di akar rumput.

MPM PP Muhammadiyah, kata Yamin, kemudian menerjemahkan komunitas akar rumput itu salah satunya adalah nelayan Indonesia.

Dia mengatakan pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir hanya bisa diwujudkan manakala mereka memiliki kemampuan dan kemuan melakukan masifikasi diri serta perubahan diri ke arah yang lebih baik dan berkemajuan.

Baca juga: Muhammadiyah: Pembangunan berkelanjutan harus pentingkan kesehatan

Selain itu, kehadiran negara melalui kebijakan politik serta kekuatan pasar juga ikut mempengaruhi kemajuan nelayan di Indonesia.

"Kami hari ini meluncurkan logo Jamaah Nelayan Muhammadiyah menjadi satu simbol kebangkitan dan kemajua nelayan Indonesia," kata dia.

Ketua Bidang Pemberdayan Nelayan MPM PP Muhammadiyah Prof Suadi mengatakan Jamaah Nelayan Muhammadiyah antara lain mendorong agenda nelayan melalui program kampung nelayan berkemajuan.

"Kita dorong tidak hanya urusan nangkap ikannya tapi juga sehat kampungnya. Bukan hanya sanitasinya, tapi juga dalam konteks dakwah Muhammadiyah," kata dia.

Selain itu, kata Suadi, dalam kampung nelayan berkemajuan itu juga mendorong wanita nelayan atau kaum marginal ikut ambil bagian dalam sektor perikanan di Indonesia.

Baca juga: Ketua PP Muhammadiyah minta pasar dijaga dari praktik ketidakadilan

Baca juga: Pemerintah diminta genjot diversifikasi pangan demi ketahanan nasional