Jakarta (ANTARA) - Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rohadi Awaludin mengatakan iradiasi (pemaparan radiasi) nuklir terhadap varietas pertanian di Indonesia dapat mempercepat masa panen 66,7 persen atau 2/3 dari varietas pada umumnya.

"Sampai 2/3 kalau ga salah," katanya di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan cara kerja radiasi nuklir untuk bidang pertanian ini yakni dengan memutasikan sel yang ada pada tumbuhan tersebut.

Sehingga dari hasil mutasi ini dapat menghasilkan benih yang diinginkan, seperti berumur pendek.

Rohadi menyampaikan proses pemaparan radiasi nuklir dilakukan sebelum pembenihan, hal tersebut bertujuan supaya setelah terjadi mutasi, hasil yang ditanam dapat diobservasi terlebih dahulu pertumbuhannya.

Selain itu ia mengatakan iradiasi ini juga dapat diterapkan untuk komoditas lain seperti kacang kedelai dan sorgum.

Baca juga: BRIN: PLTN direncanakan dibangun pada tahun 2030-an

Adapun Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah berhasil mengembangkan 20 varietas padi hasil mutasi radiasi nuklir yang memiliki ketahanan terhadap hama, tinggi produktifitas, serta berumur genjah (masa panen pendek).

Ia mengatakan selain dapat dimanfaatkan untuk bidang pertanian, teknologi nuklir juga memiliki peranan penting untuk pengawetan bahan pangan, melihat partikel dalam lingkungan, pembuatan kertas, pemajuan bidang kesehatan, serta energi.

Ia menjelaskan pengembangan nuklir memiliki dua kata kunci yakni reaktor dan akselerator.

Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi nuklir yang dikendalikan untuk tujuan tertentu, misalnya mengubah reaksi menjadi energi panas.

Sedangkan akselerator yaitu mempercepat partikel untuk sebuah tujuan, biasanya kata kunci ini dipakai untuk pengembangan tenaga nuklir di bidang kesehatan.

Baca juga: Indonesia jajal teknologi iradiasi untuk kurangi sampah plastik
Baca juga: Radiasi sinar gamma untuk mudahkan pengembangan vaksin