Surabaya (ANTARA) - Asosiasi Manajemen (AMA) Indonesia menyiapkan insan manajemen dan kewirausahaan untuk menjalani era digital melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kepemimpinan AMA 2023 atau Leadership Summit 2023: Indonesia Leading The Way di Surabaya, Jumat.

"Kegiatan ini bertujuan mengembangkan profesionalisme melalui peningkatan kompetensi manajemen dan kewirausahaan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang siap menjalani era digital," kata Presiden AMA Indonesia Alex Denni usai membuka KTT di Surabaya, Jumat.

Kegiatan tersebut, kata Alex Denni, juga diadakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-34 AMA yang jatuh pada 6 Oktober 2023.

"AMA ini ikut berkontribusi membangun bangsa. Kami membangun jaringan dengan 16 cabang di Indonesia. Kami juga membangun kesadaran sosial khususnya berkaitan dengan aktivitas AMA yakni edukasi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan lain-lain," ucapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) itu menjelaskan ada sejumlah cara pandang yang harus diubah oleh sumber daya manusia (SDM) di Indonesia agar menjadi negara maju seperti Singapura.

"Saya pernah mengurus SDM yang isinya puluhan ratusan puluhan ribu dan ratusan ribu. Sekarang ngurusin ASN dan honorer. Dari pengalaman berbeda, saya melihat kesamaan, satu punya problem dengan leadership, terjebak menjadi pekerja yang baik," ujarnya.

Baca juga: ITI kejar peningkatan SDM guna penuhi kebutuhan industri

Baca juga: Kemendag optimistis pertumbuhan kewirausahaan tembus 4 persen


Menurut dia, rata-rata personalnya good follow, bukan good leader, kadang-kadang menjadi korban keadaan. Selalu habis karena orang lain begini.

"Seharusnya dia menjadi influencer untuk ke arah kebaikan buat orang lain dan diri sendiri. Maka, kami ingin membangun leadership. Tema yang kami ambil hari ini itu," ucapnya.

Lebih lanjut, Alex Denni menyebut banyak orang yang terjebak growth mindset dan membuat orang takut keluar dari zona nyaman. Di zona nyaman tersebut ada zona takut. Alex Denni menyebut zona itu harus ditembus supaya bisa masuk ke zona belajar lalu masuk ke zona tumbuh.

"Belajar di era sekarang micro learning, belajar kecil-kecilan tapi terus menerus yang sesuai dengan pekerjaan kita. Artinya, harus berani keluar dari comfort zone," ujarnya.

Baca juga: Pegadaian meluncurkan TGSC lahirkan wirausaha muda

Baca juga: Menkop UKM: IDM 2023 menawarkan aneka kemudahan jadi wirausaha