Pekanbaru (ANTARA News) - Sebanyak 500 personel Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru ditugaskan untuk mengamankan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau di Pekanbaru pada Rabu, atau lebih besar dari sebelumnya karena diperkirakan sedikitnya ada dua pasang calon gubernur yang akan mendaftar.

"Pengamanan kali ini cukup berbeda dengan hari-hari pendaftaran calon gubernur sebelumnya," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes (Pol) Adang Ginanjar kepada Antara di Pekanbaru.

Pada hari-hari pendaftaran calon gubernur sebelumnya, demikian Adang, hanya ada sebanyak 200 hingga 300 personel saja.

Kali ini diberlakukan pengamanann ekstra, karena menurut dia akan ada lebih dari dua pasangan calon gubernur yang akan mendaftar ke KPU Riau.

Adang memprediksi massa pendukung tentunya bisa akan lebih banyak sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan termasuk `gesekan` antara pendukung dua pasangan ini.

"Makanya dibutuhkan pengamanan ekstra. Namun tidak fokus di Kantor KPU saja, petugas juga bertugas mengatur lalu lintas di sekitar Kantor KPU," katanya.

Menurut informasi, hari ini akan banyak pasangan calon Gubernur Riau yang mendatar ke KPU Riau.

Mereka adalah Jon Erizal-Mambang Mit yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dan PKS.

Jon Erizal merupakan kader sekaligus Bendahara Umum DPP PAN, sementara Mambang Mit adalah Wakil Gubernur Riau (hingga saat ini) yang sebelumnya merupakan kader sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat.

Mambang mengundurkan diri sebagai kader sekaligus sebagai Ketua DPD Partai Demokrat setelah kalah bersaing dalam memperebutkan `perahu` partai tersebut.

Pasangan lainnya adalah Lukman Edi serta Ketua DPW PKB Riau Abdul Wahid, dan Ketua DPD PDI-P Riau Suryadi Khusaini.

Kemudian ada juga Mukhtaruddin, Suro Abadi, dan termasuk pasangan dengan jalur independen yakni Wan Abubakar yang kabarnya akan berpasangan dengan Isjoni.

Sebelumnya KPU Riau juga telah menerima pendaftaran empat pasang calon gubernur, diantaranya Herman-Agus (partai non parlemen), Anas-Andi (Partai Golkar), Indra-Aziz (PPP dan 26 partai non parlemen), serta Achmad-Masrul (Demokrat dan Partai Bintang Reformasi).