Jakarta (ANTARA) - Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan perusahaan untuk melaksanakan penelitian tentang produktivitas hasil hutan bukan kayu di Papua.

Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan BRIN telah menjalin kerja sama dengan PT Wukirasari, perusahaan di Kabupaten Kaimana yang bergerak di bidang lingkungan dan kehutanan, untuk meneliti budi daya dan produktivitas hasil hutan bukan kayu di wilayah Papua.

Sebagaimana dikutip dalam siaran informasi BRIN di Jakarta, Jumat, Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan BRIN Andes Hamuraby Razak mengatakan bahwa kerja sama dan kolaborasi merupakan bagian dari upaya penguatan ekosistem riset.

"Dengan kolaborasi, maka posisinya menjadi sama antara satu dengan yang lain dan saling membutuhkan, sehingga pemanfaatan infrastruktur risetnya bisa saling melengkapi," katanya.

PT Wukirasari, perusahaan di bawah Sinar Wijaya Grup, antara lain menghasilkan produk kayu lapis dan kayu gergajian serta mengembangkan produk wood plastic composite (WPC), gabungan kayu dengan plastik.
Direktur Divisi Legal Sinar Wijaya Grup Muhammad Yasin mengatakan bahwa perusahaan bekerja sama dengan peneliti untuk menjalankan pengelolaan hutan lestari.

"Kerja sama itu bisa saling dukung antara para peneliti dan perusahaan, terutama dalam berinovasi untuk mengelola hutan lestari yang berdampak positif terhadap sosial dan lingkungannya," katanya.

Wilayah Papua memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan kekayaan itu dapat dimanfaatkan untuk memakmurkan masyarakatnya.

Namun, kenyataannya masih banyak warga asli Papua yang belum bisa menikmati kemakmuran meskipun wilayahnya memiliki sumber daya alam melimpah.

Peneliti BRIN Bambang Catur Widyatmoko mengemukakan bahwa kondisi yang demikian mendorong periset membantu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dengan cara yang berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat Papua.

​​​​​​​"Mimpi kami bagaimana masyarakat yang berada di areal Wukirasari tidak hanya tergantung pada kompensasi perusahaan, tetapi aktif dalam pengelolaan hutan, sehingga bisa hidup dengan lebih baik dengan sumber daya alam yang mereka miliki," katanya.

Baca juga:
KLHK dorong pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
Sumatera Selatan gali potensi hasil hutan bukan kayu