Stockholm (ANTARA News) - Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt mengatakan kenaikan 50 persen jumlah perusahaan Swedia di Indonesia dalam dua tahun terakhir menunjukkan ketertarikan besar pengusaha Swedia pada pasar Indonesia yang dinamis.

"Saat saya berbicara dengan delegasi pengusaha Swedia ketika kami berkunjung ke Jakarta tahun lalu, saya merasakan semangat yang kuat dari mereka untuk berinvestasi di Indonesia," katanya dalam jumpa pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Perdana Menteri, Rosenbad, Stockholm, Selasa.

PM Swedia Fredrik Reinfeldt menyebut Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga yang memiliki pertumbuhan cukup fantastis yaitu enam persen per tahunnya.

Menurut dia, besaran nilai pertumbuhan itu membuka potensi perdagangan antara kedua negara apalagi mengingat pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa masih berada di kisaran satu persen.


Undang Swedia

Sementara itu, Presiden Yudhoyono mengundang para pelaku bisnis Swedia untuk melakukan investasi di Indonesia dan terbuka untuk membahas regulasi yang bermasalah.

"Saya mengundang pengusaha Swedia, bekerja sama dengan pengusaha Indonesia, untuk berinvestasi. Saya sampaikan kepada PM Fredrick Reinfeldt, jika ada masalah berkaitan dengan regulasi bisa kita bicarakan bersama," kata Presiden Yudhoyono.

Menurut Presiden Yudhoyono dalam lawatan PM Reinfeldt ke Jakarta, November 2012, kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama di lima bidang utama yaitu investasi, perdagangan, pendidikan, lingkungan hidup dan perubahan iklim, serta pariwisata.

Lebih lanjut Presiden mengemukakan bahwa Indonesia berniat untuk belajar lebih banyak dari pengalaman Swedia dalam upaya menjaga lingkungan hidup.

"Swedia dikenal memiliki konsep penanganan lingkungan hidup yang diakui dunia. Indonesia berharap dapat belajar dari pengalaman Swedia," katanya merujuk pada keberhasilan Swedia menekan penggunakan bahan bakar fosil hingga 50 persen dan menggantinya dengan energi terbarukan.

Pada kesempatan itu kedua kepala pemerintahan juga menyaksikan penandatangan nota kesepahaman Kerjasama di bidang Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan melalui Konsep Kota Hijau dan Kota Simbiosis yang dilakukan oleh Menlu Marty Natalegawa dan Menteri Perdagangan Swedia Ewa Bjorling.

Swedia merupakan mitra penting Indonesia dengan nilai perdagangan bilateral tertinggi di antara negara-negara Skandinavia. Dalam lima tahun terakhir perdagangan kedua negara menunjukkan kecenderungan peningkatan positif dan mencapai 6,91 persen.

Total perdagangan bilateral tahun 2012 mencapai 1,46 miliar dolar AS, meningkat sebesar 28 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,05 miliar dolar AS.

Dalam bidang investasi, realisasi investasi Swedia di Indonesia tahun 2012 mencapai nilai 5,2 juta dolar AS dengan 11 proyek meningkat pesat lebih dari empat kali lipat dari sebelumnya senilai 916 ribu dolar AS dengan sembilan proyek.

Selain didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, turut mendampingi Presiden adalah Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Menperin MS Hidayat.

Presiden Yudhoyono adalah presiden kedua Indonesia yang melawat ke Swedia setelah Presiden Soekarno pada 3-5 Mei 1959.

Lawatan Presiden Yudhoyono itu atas undangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf.
(G003/A011)