Wali Kota Semarang minta TPA Jatibarang rutin dipantau drone "thermal"
12 Oktober 2023 22:11 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat memantau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Kamis (12/10/2023). (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta pemantauan rutin dilakukan di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang menggunakan drone "thermal" untuk mengantisipasi kebakaran.
"Saya tadi juga sudah kontak Dansat Brimob yang punya drone 'thermal' untuk malam ini dicek lagi," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, saat meninjau TPA Jatibarang, Semarang, Kamis malam.
Kondisi TPA Jatibarang sebelumnya sudah tidak terlihat api dan kepulan asap, baik di zona dua dan tiga yang sempat terbakar, namun Kamis, sekitar pukul 15.45 WIB, muncul api di zona satu.
Namun, kebakaran yang terjadi di zona aktif TPA Jatibarang itu langsung mendapatkan penanganan sehingga hanya berlangsung sekitar satu jam dan tidak sampai meluas serta membesar.
"Pagi tadi kami monitor dan semalam juga ke sini aman semua. Memang ada beberapa titik kecil api di zona tiga dan empat. Dan memang mendadak ada kebakaran di zona satu tapi tidak meluas dan langsung bisa ditangani," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang berkantor sementara di TPA Jatibarang
Untuk lebih memastikan, kata dia, akan dilakukan pengecekan menggunakan drone "thermal" yang bisa melacak sumber panas sehingga bisa mengidentifikasi titik-titik api yang tidak terlihat mata.
"Akan dicek semua, baik zona tiga, empat, dan zona pasif. Zona tiga dan empat memang ditemukan bara api, dan tadi malam juga ada satu dua yang masih ada bara api lalu sudah di-'inject' dan sudah disiram," katanya.
Untuk kelanjutan pemadaman menggunakan pengeboman air, kata dia, Pemerintah Kota Semarang terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kalau WB (Water Boming) tergantung keputusan BNPB. Kalau saya inginnya disiram dulu, baru pulang. Saya juga meminta damkar untuk menyiram sisi tertentu dan ke depannya, sehari atau dua hari sekali siram," katanya.
Sejak September lalu, setidaknya sudah empat kali terjadi kebakaran di TPA Jatibarang, diawali pada Senin (18/9) yang berlangsung lebih dari satu minggu, dan dibantu dengan pengeboman air.
Kebakaran kedua terjadi pada Jumat (22/9) yang menimpa deretan kandang sapi di kawasan TPA Jatibarang atau jauh dari lokasi kebakaran pertama. Ada tiga anak sapi yang tewas dalam kebakaran itu.
Ketiga, kebakaran terjadi lagi di TPA Jatibarang pada Kamis (5/10) di lokasi yang cukup berdekatan dengan lokasi kebakaran yang pertama, dan api akhirnya bisa dipadamkan.
Kebakaran yang keempat kalinya di TPA Jatibarang dengan intensitas yang lebih besar terjadi pada Jumat (6/10), dan kali ini diputuskan melibatkan lagi bantuan pengeboman air untuk menuntaskan pemadaman.
Baca juga: "Water bombing" mulai padamkan kebakaran TPA Jatibarang
Baca juga: Petugas evaluasi pekerja-pemulung terjebak kebakaran TPA Jatibarang
Baca juga: Kebakaran kembali terjadi di TPA Jatibarang Semarang
"Saya tadi juga sudah kontak Dansat Brimob yang punya drone 'thermal' untuk malam ini dicek lagi," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, saat meninjau TPA Jatibarang, Semarang, Kamis malam.
Kondisi TPA Jatibarang sebelumnya sudah tidak terlihat api dan kepulan asap, baik di zona dua dan tiga yang sempat terbakar, namun Kamis, sekitar pukul 15.45 WIB, muncul api di zona satu.
Namun, kebakaran yang terjadi di zona aktif TPA Jatibarang itu langsung mendapatkan penanganan sehingga hanya berlangsung sekitar satu jam dan tidak sampai meluas serta membesar.
"Pagi tadi kami monitor dan semalam juga ke sini aman semua. Memang ada beberapa titik kecil api di zona tiga dan empat. Dan memang mendadak ada kebakaran di zona satu tapi tidak meluas dan langsung bisa ditangani," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang berkantor sementara di TPA Jatibarang
Untuk lebih memastikan, kata dia, akan dilakukan pengecekan menggunakan drone "thermal" yang bisa melacak sumber panas sehingga bisa mengidentifikasi titik-titik api yang tidak terlihat mata.
"Akan dicek semua, baik zona tiga, empat, dan zona pasif. Zona tiga dan empat memang ditemukan bara api, dan tadi malam juga ada satu dua yang masih ada bara api lalu sudah di-'inject' dan sudah disiram," katanya.
Untuk kelanjutan pemadaman menggunakan pengeboman air, kata dia, Pemerintah Kota Semarang terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kalau WB (Water Boming) tergantung keputusan BNPB. Kalau saya inginnya disiram dulu, baru pulang. Saya juga meminta damkar untuk menyiram sisi tertentu dan ke depannya, sehari atau dua hari sekali siram," katanya.
Sejak September lalu, setidaknya sudah empat kali terjadi kebakaran di TPA Jatibarang, diawali pada Senin (18/9) yang berlangsung lebih dari satu minggu, dan dibantu dengan pengeboman air.
Kebakaran kedua terjadi pada Jumat (22/9) yang menimpa deretan kandang sapi di kawasan TPA Jatibarang atau jauh dari lokasi kebakaran pertama. Ada tiga anak sapi yang tewas dalam kebakaran itu.
Ketiga, kebakaran terjadi lagi di TPA Jatibarang pada Kamis (5/10) di lokasi yang cukup berdekatan dengan lokasi kebakaran yang pertama, dan api akhirnya bisa dipadamkan.
Kebakaran yang keempat kalinya di TPA Jatibarang dengan intensitas yang lebih besar terjadi pada Jumat (6/10), dan kali ini diputuskan melibatkan lagi bantuan pengeboman air untuk menuntaskan pemadaman.
Baca juga: "Water bombing" mulai padamkan kebakaran TPA Jatibarang
Baca juga: Petugas evaluasi pekerja-pemulung terjebak kebakaran TPA Jatibarang
Baca juga: Kebakaran kembali terjadi di TPA Jatibarang Semarang
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: