Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menggelar pameran produk industri makanan dan minuman yang diikuti 55 peserta dari berbagai produsen di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, mulai 28 hingga 31 Mei ini.


"Pameran ini diharapkan menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan atau keinginan dari pelanggannya," ujar Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Euis Saedah dalam keterangan tertulis, Selasa.

Menurut dia, program hilirisasi industri agro yang dicanangkan Kementerian Perindustrian telah mencapai hasil yang baik, antara lain utilisasi kapasitas industri minyak goreng kelapa sawit yang meningkat dari 45 persen pada 2010 menjadi lebih dari 70 persen pada 2012.

Selain itu, pergeseran tren ekspor yang awalnya didominasi CPO, berubah menjadi ekspor produk hilir yang bernilai tambah tinggi seperti oleo food dan oleo chemical. Investasi industri hilir kelapa sawit lebih dari Rp18 triliun sehingga tren penggunaan CPO sebagai bahan mentah semakin meningkat.

"Kedua, peningkatan kapasitas produksi industri kakao dari 560 ribu ton (utilisasi 44,6 persen) pada tahun 2011 menjadi 660 ribu ton (utilisasi 66 persen) pada tahun 2012. Sejalan dengan peningkatan tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industri ini juga semakin meningkat menjadi 4.300 orang," kata dia.

Ia melanjutkan investasi industri kakao baru yaitu Guan Chong Cocoa, PT Cargill Indonesia, JB Cocoa dan Barry-Comextra dengan total investasi lebih dari 279 juta dolar AS, dapat juga menambah kapasitas produksi 307 ribu ton per tahun. Ketiga, program revitalisasi industri gula menghasilkan peningkatan kapasitas giling, produksi riil, mutu gula, rendemen dan overall recovery.

Ia menambahkan pertumbuhan industri non migas pada triwulan I tahun 2013 mencapai 6,69 persen.




Industri makanan, minuman, dan tembakau memberi kontribusi cukup besar bagi total PDB sekitar 6,96 persen dan terhadap total industri non migas sebesar 33,79 persen, jika dibandingkan dengan sektor industri lainnya pada triwulan I tahun 2013.

Terhadap penerimaan devisa sektor industri non migas melalui investasi, industri makanan dan minuman juga memberi kontribusi signifikan.




Pada 2012, nilai investasi industri ini Rp63,65 triliun atau meningkat bila dibandingkan 2011 yang mencapai Rp60,53 triliun. Peningkatan ini didukung program hilirisasi industri agro yang disambut baik investor dalam dan luar negeri.