Polling Institute: Kaesang jadi ketum naikkan elektabilitas PSI
12 Oktober 2023 16:34 WIB
Tangkapan layar - Hasil survei Polling Institute bertajuk "Dinamika Pilpres Terkini dan Efek Elektoral Kaesang sebagai Ketum PSI" secara daring dipantau melalui kanal YouTube Polling Institute, Jakarta, Kamis (12/10/2023). ANTARA/Melalusa Susthira Khalida
Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Polling Institute yang dilakukan pada Oktober menunjukkan bahwa kehadiran putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menaikkan elektabilitas PSI.
Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim memaparkan bahwa elektabilitas PSI naik hingga tiga kali lipat, dari yang awalnya 1,1 persen menjadi 3,5 persen.
"Tampak dukungan PSI menguat ketika pemilih diberikan informasi bahwa Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, saat ini adalah Ketua Umum PSI," kata Kennedy saat memaparkan hasil survei bertajuk "Dinamika Pilpres Terkini dan Efek Elektoral Kaesang sebagai Ketum PSI" secara daring dipantau melalui kanal YouTube Polling Institute,, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kehadiran Kaesang sebagai Ketua Umum PSI membuat basis pemilih di partai politik lain bergeser ke PSI, di mana kontribusi terbesar datang dari basis PDIP, PPP, Partai Gerindra, dan kelompok non-partisan.
"Sebagian basis pemilih partai bergeser masuk ke PSI ketika mengetahui Kaesang merupakan Ketua Umum PSI, terutama basis PDIP, Gerindra, PPP dan kelompok non-partisan," ujarnya.
Dia menyebut bahwa dari 24,8 persen basis pemilih PDIP, sebanyak tiga persen-nya mengalihkan dukungan untuk PSI. Kemudian, dari 14,7 persen basis pemilih Partai Gerindra, sebanyak 2,5 persen-nya mengalihkan dukungan ke PSI.
"Basis pemilih PPP yang beralih ke PSI cukup besar, dari 2,7 persen basis pemilihnya, hampir seperempat-nya (24,9 persen) mengalihkan dukungan untuk PSI," ucapnya.
Baca juga: Kaesang sebut perkataan Gibran salah satu motivasinya ikut politik
Baca juga: Kaesang: PSI itu warnanya merah, putih, dan hitam
Di awal, Kennedy menyampaikan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 78 persen tahu atau pernah dengar nama Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo.
Dia menyebut tingkat kedisukaan (likebility) publik terhadap Kaesang juga cukup besar, yakni sebanyak 66,8 persen responden menyatakan suka dengan Kaesang Pangarep, lalu 18,6 persen sisanya menyatakan kurang suka, serta 14,6 persen menjawab tidak tahu/tidak jawab.
"Dari yang tahu Kaesang, sekitar 54 persen tahu atau pernah dengar bahwa Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI, dan mayoritas (responden) 67,1 persen setuju Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPP PSI Ariyo Bimmo Soedjono pun mengapresiasi hasil survei Polling Institute yang mencatat elektabilitas PSI naik setelah Kaesang Pangarep menjabat sebagai ketua umum.
"Temuan ini mengkonfirmasi bahwa ternyata semua happy. Ketika 'Bro Tum' Kaesang masuk dan disambut baik masyarakat, termasuk simpatisan partai lain. Jadi PSI tanpa Kaesang 1,1 persen, dan dengan Kaesang 3,5 persen. Itu adalah apresiasi publik kepada PSI dan Kaesang," ucap Ariyo.
Survei Polling Institute dilakukan pada 1 - 3 Oktober 2023 dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah dan memiliki telepon seluler.
Pengambilan sampel dilakukan terhadap 1.206 responden melalui sambungan telepon, dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim memaparkan bahwa elektabilitas PSI naik hingga tiga kali lipat, dari yang awalnya 1,1 persen menjadi 3,5 persen.
"Tampak dukungan PSI menguat ketika pemilih diberikan informasi bahwa Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, saat ini adalah Ketua Umum PSI," kata Kennedy saat memaparkan hasil survei bertajuk "Dinamika Pilpres Terkini dan Efek Elektoral Kaesang sebagai Ketum PSI" secara daring dipantau melalui kanal YouTube Polling Institute,, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kehadiran Kaesang sebagai Ketua Umum PSI membuat basis pemilih di partai politik lain bergeser ke PSI, di mana kontribusi terbesar datang dari basis PDIP, PPP, Partai Gerindra, dan kelompok non-partisan.
"Sebagian basis pemilih partai bergeser masuk ke PSI ketika mengetahui Kaesang merupakan Ketua Umum PSI, terutama basis PDIP, Gerindra, PPP dan kelompok non-partisan," ujarnya.
Dia menyebut bahwa dari 24,8 persen basis pemilih PDIP, sebanyak tiga persen-nya mengalihkan dukungan untuk PSI. Kemudian, dari 14,7 persen basis pemilih Partai Gerindra, sebanyak 2,5 persen-nya mengalihkan dukungan ke PSI.
"Basis pemilih PPP yang beralih ke PSI cukup besar, dari 2,7 persen basis pemilihnya, hampir seperempat-nya (24,9 persen) mengalihkan dukungan untuk PSI," ucapnya.
Baca juga: Kaesang sebut perkataan Gibran salah satu motivasinya ikut politik
Baca juga: Kaesang: PSI itu warnanya merah, putih, dan hitam
Di awal, Kennedy menyampaikan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 78 persen tahu atau pernah dengar nama Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo.
Dia menyebut tingkat kedisukaan (likebility) publik terhadap Kaesang juga cukup besar, yakni sebanyak 66,8 persen responden menyatakan suka dengan Kaesang Pangarep, lalu 18,6 persen sisanya menyatakan kurang suka, serta 14,6 persen menjawab tidak tahu/tidak jawab.
"Dari yang tahu Kaesang, sekitar 54 persen tahu atau pernah dengar bahwa Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI, dan mayoritas (responden) 67,1 persen setuju Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPP PSI Ariyo Bimmo Soedjono pun mengapresiasi hasil survei Polling Institute yang mencatat elektabilitas PSI naik setelah Kaesang Pangarep menjabat sebagai ketua umum.
"Temuan ini mengkonfirmasi bahwa ternyata semua happy. Ketika 'Bro Tum' Kaesang masuk dan disambut baik masyarakat, termasuk simpatisan partai lain. Jadi PSI tanpa Kaesang 1,1 persen, dan dengan Kaesang 3,5 persen. Itu adalah apresiasi publik kepada PSI dan Kaesang," ucap Ariyo.
Survei Polling Institute dilakukan pada 1 - 3 Oktober 2023 dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah dan memiliki telepon seluler.
Pengambilan sampel dilakukan terhadap 1.206 responden melalui sambungan telepon, dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023
Tags: