Makassar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sulsel mencatat kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu sejak Januari hingga Oktober 2023 mencapai luas 824 hektare.

Kepala DLHK Sulsel Andi Hasbi Nur di Makassar, Kamis, mengatakan terdapat beberapa daerah yang mengalami kebakaran cukup luas, seperti Kabupaten Soppeng (278 hektare), Kabupaten Barru (139 hektare) dan Luwu Timur 50,8 hektare.

Ia mengatakan kecenderungan kebakaran yang terjadi seperti di Lutim, biasanya curah hujan cukup besar, sehingga masyarakat yang memiliki lahan memanfaatkan untuk membersihkan lahannya menjelang musim hujan untuk pertanian.

Baca juga: LAPAN wilayah Sulsel: Terpantau ada 3.296 hotspot karhutla

"Untuk membersihkan lahan, kebiasaan orang dulu, itu membersihkan tidak menggunakan parang, tapi dibakar supaya cepat bersih," katanya pada rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel.

Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan yang terbakar di Sulsel terbagi atas kawasan luar hutan dan dalam kawasan hutan.

Ia menjelaskan potensi bertambahnya luas lahan yang mengalami kebakaran di Sulsel masih begitu tinggi. Apalagi, melihat kondisi saat ini yang kemarau panjang, sehingga lebih mudah terjadi kebakaran.

Baca juga: Tim gabungan diturunkan padamkan Karhutla di Toraja Utara

Baca juga: Pangdam XIV inisiasi Rakor Karhutla di Sulsel


"Saat ini masih terjadi kebakaran di beberapa wilayah, di antaranya di Malino (Kabupaten Gowa), Kabupaten Bantaeng dan Jeneponto," katanya.

"Kami saat ini juga coba memetakan titik-titik potensi kebakaran di setiap kabupaten dan kota, seperti di Loka, Kabupaten Bantaeng yang hampir setiap tahun terjadi," ujarnya.