Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur (Wagub) Emil Elestianto Dardak mohon pamit kepada masyarakat memasuki akhir masa jabatan periode 2019 - 2024.

Pasangan pemimpin Provinsi Jatim itu dilantik pada 13 Februari 2019 dan akan habis masa jabatannya di penghujung bulan Desember 2023.

"Tepat di Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim ini adalah kesempatan saya untuk berpamitan," katanya, mengakhiri sambutannya saat menjadi inspektur upacara peringatan hari jadi ke-78 Provinsi Jatim di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis.

Gubernur Khofifah kemudian memanggil Wagub Emil Elestianto Dardak untuk berdiri di sampingnya.

Keduanya kemudian bersama-sama melambaikan tangan kepada segenap peserta upacara yang juga dihadiri masyarakat umum.

"Terima kasih masyarakat Jatim yang luar biasa dan telah menerima kepemimpinan kami," ujarnya.

Gubernur Khofifah tampak menyampaikan ucapan perpisahan dengan berat sembari menahan isak tangis.

"Di akhir periode kepemimpinan ini kami mohon pamit. Semoga apa yang telah kita capai bersama-sama selama lima tahun terakhir memberi manfaat," ucapnya.

Di hari jadi ke-78 Provinsi Jatim, Gubernur Khofifah menjelaskan makna "Jer Basuki Mawa Beya".

Lambang Provinsi Jatim berbahasa Jawa itu memiliki arti setiap keberhasilan, kebahagiaan, dan kesuksesan hidup harus diperjuangkan secara seksama untuk meraihnya.

"Itu pepatah Jawa. Kira-kira sama dengan Man Jadda wa Jadda dalam bahasa Arab, yang berarti siapa yang giat, dia yang dapat," katanya.

Gubernur Khofifah mengajak masyarakat Jatim mempedomani pepatah Jer Basuki Mawa Beya.

"Jangan mudah menyerah. Karena keberhasilan itu selaras dengan kegigihan kita. Kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan manusia untuk mempertahankan kehidupan," tuturnya.

Di era sekarang, lanjut Khofifah, tidak cukup hanya dengan bekerja keras.

"Dengan berbagai tantangan global yang kita hadapi sekarang, kita juga harus kerja cerdas, berkolaborasi dan inovasi," ucapnya.