Padang (ANTARA) - Ahli geologi dan vulkanologi Ade Edward menduga gundukan batuan yang ditemukan oleh warga di wilayah Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, merupakan kekar kolom.

"Ini sebetulnya sudah lama kita cari. Kekar kolom ini salah satu item yang kita cari," katanya di Padang Pariaman, Kamis.

Berdasarkan hasil pengamatan fisik di lapangan, ia mengatakan, bebatuan pada gundukan yang ditemukan di Lubuk Alung merupakan jenis batuan andesit basaltik atau antara batuan andesit dengan basaltik.

Ia menambahkan, batu andesit berwarna abu-abu muda dan batuan basaltik warnanya lebih ke abu-abu atau mendekati hitam.

Ade menjelaskan, bebatuan itu terbentuk akibat proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi yang kemudian menyelusup melalui celah retakan atau patahan.

"Magma tersebut mendapatkan tekanan dan menyelusup ke dalam sela-sela batuan sehingga membeku," katanya.

Dalam proses perubahan masa dari cair menjadi padat, ia melanjutkan, terjadi penyusutan dan pengerasan.

"Ketika itulah terjadi fenomena yang membentuk kolom-kolom yang nama disebut columnar joint (kekar kolom)," katanya.

Ahli geologi dan vulkanologi Ade Edward (bertopi) menjelaskan proses pembentukan kekar kolom di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (12/10/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Ade mengemukakan bahwa usia bebatuan yang diduga merupakan kekar kolom di Lubuk Alung kemungkinan antara 40 sampai 60 juta tahun.

Menurut dia, diperlukan penelitian dan pengkajian untuk menentukan usia bebatuan tersebut.

Ade menyampaikan bahwa kekar kolom juga dapat dijumpai di area air terjun Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Menurut dia, struktur batuan pada kekar kolom di Padang Pariaman jauh lebih rapi dibandingkan dengan susunan bebatuan pada gundukan yang ditemukan di wilayah Lembah Anai.

Baca juga:
Kementerian ESDM tetapkan 20 situs geoheritage di Yogyakarta
Tim geologi Bandung lakukan penggalian situs Wajakensis