Sawah 20 ha di Bekasi panen di tengah kekeringan
12 Oktober 2023 11:25 WIB
Petani di Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memanen padi di tengah bencana kekeringan, Kamis (12/10/2023). ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (ANTARA) - Lahan persawahan seluas 20 hektare di Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan panen secara normal di tengah kekeringan saat ini.
Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bojongmangu Roup Gopur mengatakan petani yang sedang panen berasal dari tiga desa yakni Karangmulya, Bojongmangu, dan Sukabungah.
"Petani yang sekarang sedang panen adalah mereka yang sawahnya dekat dengan Kali Cibeet. Total 20 hektare tersebar di tiga desa itu," katanya di Kabupaten Bekasi, Jabar, Kamis.
Dia mengatakan hasil panen petani cukup bagus dengan hasil normal. Satu hektare sawah bisa menghasilkan enam ton. Petani di tiga desa itu lebih memilih menanam padi meski kesulitan mendapatkan air dengan alasan komoditas ini lebih mudah dijual.
Balai Penyuluhan Pertanian Bojongmangu terus menyosialisasikan menanam padi varietas Inpago 13 Fortiz kepada kelompok tani. Selain adaptif di lahan kering, varietas ini juga dapat dibudidayakan di lahan sawah tadah hujan dengan sistem pengairan terbatas.
"Diharapkan selain dapat meningkatkan produktivitas di lahan kering, Inpago 13 Fortiz juga dapat memenuhi kebutuhan gizi dengan menggunakan varietas yang secara genetik mampu menghasilkan kandungan zinc dan protein tinggi sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan oleh masyarakat," ucapnya.
Plt Camat Bojongmangu Sapto Noviantoro mengatakan secara umum para petani di wilayah itu kesulitan menggarap sawah karena mayoritas lahan mereka masuk kategori sawah tadah hujan.
"Tapi, para petani yang sawahnya dekat dengan bantaran Kali Cibeet tetap semangat dan produktif menanam padi sampai panen, dengan memanfaatkan sumber air dari Kali Cibeet," katanya.
Sapto mengapresiasi para petani yang masih mampu melakukan panen meskipun dilanda bencana kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
"Panen ini menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Bojongmangu, para petaninya atau masyarakatnya bisa menjaga ketahanan pangan di musim kemarau. Ini juga sekaligus membuktikan para petani memiliki semangat yang luar biasa," kata dia.
Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bojongmangu Roup Gopur mengatakan petani yang sedang panen berasal dari tiga desa yakni Karangmulya, Bojongmangu, dan Sukabungah.
"Petani yang sekarang sedang panen adalah mereka yang sawahnya dekat dengan Kali Cibeet. Total 20 hektare tersebar di tiga desa itu," katanya di Kabupaten Bekasi, Jabar, Kamis.
Dia mengatakan hasil panen petani cukup bagus dengan hasil normal. Satu hektare sawah bisa menghasilkan enam ton. Petani di tiga desa itu lebih memilih menanam padi meski kesulitan mendapatkan air dengan alasan komoditas ini lebih mudah dijual.
Balai Penyuluhan Pertanian Bojongmangu terus menyosialisasikan menanam padi varietas Inpago 13 Fortiz kepada kelompok tani. Selain adaptif di lahan kering, varietas ini juga dapat dibudidayakan di lahan sawah tadah hujan dengan sistem pengairan terbatas.
"Diharapkan selain dapat meningkatkan produktivitas di lahan kering, Inpago 13 Fortiz juga dapat memenuhi kebutuhan gizi dengan menggunakan varietas yang secara genetik mampu menghasilkan kandungan zinc dan protein tinggi sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan oleh masyarakat," ucapnya.
Plt Camat Bojongmangu Sapto Noviantoro mengatakan secara umum para petani di wilayah itu kesulitan menggarap sawah karena mayoritas lahan mereka masuk kategori sawah tadah hujan.
"Tapi, para petani yang sawahnya dekat dengan bantaran Kali Cibeet tetap semangat dan produktif menanam padi sampai panen, dengan memanfaatkan sumber air dari Kali Cibeet," katanya.
Sapto mengapresiasi para petani yang masih mampu melakukan panen meskipun dilanda bencana kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
"Panen ini menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Bojongmangu, para petaninya atau masyarakatnya bisa menjaga ketahanan pangan di musim kemarau. Ini juga sekaligus membuktikan para petani memiliki semangat yang luar biasa," kata dia.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: