PM Thailand lakukan kunjungan kerja ke Malaysia bahas kerja sama baru
12 Oktober 2023 09:09 WIB
Arsip Foto - Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim menghadiri KTT ke-20 ASEAN - India di Jakarta Convention Center, Kamis (7/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Rommy Pujianto/foc.
Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin melakukan kunjungan kerja dua hari ke Malaysia bertemu dengan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah dan Perdana Menteri Malaysia untuk meninjau hubungan bilateral dua negara dan mengeksplorasi kerja sama baru.
Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Malaysia yang diterima di Kuala Lumpur, Kamis, pertemuan bilateral antara Perdana Menteri (PM) Srettha dan PM Anwar Ibrahim itu akan mengeksplor area baru kerja sama seperti keamanan siber, ekonomi hijau dan digital.
Anwar Ibrahim dan Srettha Thavisin menyepakati pembentukan satuan tugas yang akan fokus menguatkan kerja sama bilateral di sektor agrikultur, pariwisata, keamanan, dan juga perdagangan dan bisnis, termasuk juga sektor produk halal.
Anwar menyebut satuan tugas (satgas) itu harus menyelesaikan tugas awalnya dalam satu bulan, menyerahkan laporan kepadanya dan PM Thailand sebelum kedua pemimpin pemerintahan itu kembali bertemu.
Ia juga mengatakan keduanya akan sering bertemu dalam sejumlah kesempatan multilateral ke depan, beberapa di antaranya ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) Summit di Riyadh pekan depan, serta pertengahan Desember 2023 di Jepang untuk menghadiri ASEAN-Japan Summit.
Sementara itu, Srettha mengatakan hubungan kedua negara sudah sangat dekat dan satgas tersebut cara terbaik untuk kedua negara melangkah maju.
Dalam diskusi, ia menyebutkan salah satu isu yang juga dibahas yakni keamanan nasional yang menjadi kekhawatiran di utara Malaysia dan selatan Thailand. Mereka sepakat mengubah perbatasan dua negara menjadi zona perdagangan, mencoba memberikan kesejahteraan di wilayah tersebut dengan meningkatkan volume perdagangan.
Keduanya juga sepakat meningkatkan volume perdagangan dengan menetapkan target baru bagi dua negara, termasuk kerja sama memperluas pasar produk halal ke dunia, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari dua negara. Mereka juga membahas tentang rencana produsen mobil Proton-Geely mendirikan pabrik kendaraan listrik di Thailand.
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebut kunjungan kerja PM Srettha pada 11-12 Oktober itu akan semakin menguatkan hubungan baik dua negara yang sudah terbangun yang merupakan tetangga dan rekan dekat di ASEAN.
Pada 2022, Thailand menjadi rekan dagang ke-7 terbesar Malaysia di dunia, dan ke-3 terbesar di antara anggota ASEAN, dengan total nilai perdagangan mencapai 122,03 miliar ringgit Malaysia (27,75 miliar dolar AS) atau sekitar Rp405,85 triliun, meningkat 17,9 persen dibanding 2021 yang mencapai angka RM97,55 miliar (23,54 miliar dolar AS) Batau sekitar Rp331,09 triliun.
Baca juga: Erick Thohir bertemu Raja Malaysia hingga sejumlah menteri Singapura
Baca juga: Thailand sambut wisatawan China dengan kebijakan bebas visa
Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri Malaysia yang diterima di Kuala Lumpur, Kamis, pertemuan bilateral antara Perdana Menteri (PM) Srettha dan PM Anwar Ibrahim itu akan mengeksplor area baru kerja sama seperti keamanan siber, ekonomi hijau dan digital.
Anwar Ibrahim dan Srettha Thavisin menyepakati pembentukan satuan tugas yang akan fokus menguatkan kerja sama bilateral di sektor agrikultur, pariwisata, keamanan, dan juga perdagangan dan bisnis, termasuk juga sektor produk halal.
Anwar menyebut satuan tugas (satgas) itu harus menyelesaikan tugas awalnya dalam satu bulan, menyerahkan laporan kepadanya dan PM Thailand sebelum kedua pemimpin pemerintahan itu kembali bertemu.
Ia juga mengatakan keduanya akan sering bertemu dalam sejumlah kesempatan multilateral ke depan, beberapa di antaranya ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) Summit di Riyadh pekan depan, serta pertengahan Desember 2023 di Jepang untuk menghadiri ASEAN-Japan Summit.
Sementara itu, Srettha mengatakan hubungan kedua negara sudah sangat dekat dan satgas tersebut cara terbaik untuk kedua negara melangkah maju.
Dalam diskusi, ia menyebutkan salah satu isu yang juga dibahas yakni keamanan nasional yang menjadi kekhawatiran di utara Malaysia dan selatan Thailand. Mereka sepakat mengubah perbatasan dua negara menjadi zona perdagangan, mencoba memberikan kesejahteraan di wilayah tersebut dengan meningkatkan volume perdagangan.
Keduanya juga sepakat meningkatkan volume perdagangan dengan menetapkan target baru bagi dua negara, termasuk kerja sama memperluas pasar produk halal ke dunia, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari dua negara. Mereka juga membahas tentang rencana produsen mobil Proton-Geely mendirikan pabrik kendaraan listrik di Thailand.
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebut kunjungan kerja PM Srettha pada 11-12 Oktober itu akan semakin menguatkan hubungan baik dua negara yang sudah terbangun yang merupakan tetangga dan rekan dekat di ASEAN.
Pada 2022, Thailand menjadi rekan dagang ke-7 terbesar Malaysia di dunia, dan ke-3 terbesar di antara anggota ASEAN, dengan total nilai perdagangan mencapai 122,03 miliar ringgit Malaysia (27,75 miliar dolar AS) atau sekitar Rp405,85 triliun, meningkat 17,9 persen dibanding 2021 yang mencapai angka RM97,55 miliar (23,54 miliar dolar AS) Batau sekitar Rp331,09 triliun.
Baca juga: Erick Thohir bertemu Raja Malaysia hingga sejumlah menteri Singapura
Baca juga: Thailand sambut wisatawan China dengan kebijakan bebas visa
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: