"Pemberian penghargaan ini dilakukan demi mencapai cita-cita dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yakni mencerdaskan anak bangsa,” kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando di Jakarta, Rabu malam.
Nugra Jasa Dharma Pustaloka merupakan apresiasi tertinggi dari pemerintah melalui Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) kepada masyarakat baik perorangan, kelompok dan lembaga yang berhasil meningkatkan literasi dan kegemaran membaca secara aktif, efektif, dan inovatif melalui pendayagunaan perpustakaan.
Sedangkan kelima penghargaan dengan kategori pejabat publik lain diberikan kepada Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Saldi Isra, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta, dan Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu.
"Arahan Presiden Republik Indonesia itu untuk transformasi digital dan sumber daya manusia yang unggul, jadi ketika berbicara literasi, kita tidak bisa hanya sampai tingkatan dasar, tetapi perlu juga meningkatkan lapangan kerja, indeks per kapita, dan menambah devisa negara," ujar dia.
Menurutnya, permasalahan menurunnya budaya baca yakni kurangnya akses buku di tengah masyarakat, untuk itu Perpusnas terus memperbaikinya dengan terus menyediakan akses di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Selain itu, ia juga mengapresiasi dukungan dari semua pemangku kepentingan, utamanya ibu-ibu bupati, gubernur, yang telah bersedia dikukuhkan sebagai bunda literasi hingga ke tingkat RT/RW.
"Harapannya ke depan dengan upaya tersebut, tingkat literasi bangsa kita semakin tinggi," ucapnya.
Baca juga: Perpusnas: Tanpa literasi yang kuat, bangsa tidak akan produktif
"Tanpa membaca, tidak mungkin saya menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi," kata Anwar.
Ia juga mengutarakan, perintah membaca telah tertuang dalam kitab suci Al Quran.
"Iqro', yang dimaksud membaca itu bukan sekadar membaca, tetapi lebih dari itu, membaca, membaca, membaca, kemudian melaksanakan (apa yang dibaca) agar bangsa bisa menuju lebih baik," ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa paradigma perpustakaan yang baru yakni meningkatkan literasi untuk kemampuan memproduksi barang dan jasa juga perlu segera diimplementasikan.
"Literasi untuk memproduksi barang dan jasa yang juga sudah diterapkan di negara lain mesti kita kejar, dengan membudayakan kebiasaan membaca terlebih dahulu, karena semua fase kehidupan itu ada di dalam buku," tuturnya.
Ia juga mengapresiasi orang-orang yang bekerja di perpustakaan, karena menurutnya mereka adalah orang-orang yang terpilih untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Baca juga: Kemendikbudristek tepis tudingan literasi masyarakat Indonesia rendah
Baca juga: Perpusnas gandeng Kemendes gencarkan literasi hingga tingkat desa
Baca juga: Perpusnas-BKKBN jalin kerja sama tingkatkan literasi tentang stunting