Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sensus pertanian periode pertama yang dimulai sejak 1 Mei lalu sudah hampir rampung.

"Coverage pendataannya sudah 96 persenan, tinggal sedikit lagi," kata Kepala BPS Suryamin saat ditemui di sela-sela rapat dengan Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin.

Suryamin mengatakan, pihaknya optimis dapat menyelesaikan sensus pertanian yang dilakukan di seluruh Indonesia itu sesuai dengan waktu yang ditentukan.

"Mudah-mudahan 31 Mei ini sudah selesai semua," ujarnya,

Ia juga mengungkapkan, untuk para petugas sensus memang menemukan kendala di lapangan namun secara umum kegiatan sensus berjalan dengan baik.

"Kalau pagi didatangi mereka sedang ada di sawah, ada yang juga punya usaha sehingga maghrib baru ada di rumah," katanya.

Suryamin menambahkan, ada juga warga yang sengaja dan terkesan menutup-nutupi jumlah ternak yang mereka miliki tapi petugas sensus tetap berusaha agar petani mau menjawab dengan jujur pertanyaan dari petugas.

"Ada kecenderungan supaya direndah-rendahin, tapi kita tetap upayakan bagaimana menggali jawaban supaya benar-benar jujur," tuturnya.

Sensus pertanian dilakukan di 33 provinsi, 497 kabupaten, 6.793 kecamatan, 77.144 kelurahan/desa dan 858.557 blok.

BPS mengerahkan 60.911 tim dan 243.664 petugas lapangan.

Ckupan dari sensus pertanian ini adalah tanaman pangan, hortikultura (sayuran, buah-
buahan, tanaman hias dan tanaman obat).

Termasuk juga perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, baik pada rumah tangga, perusahaan,maupun pesantren/seminar, lembaga permasyarakatan, barak militer dan kelompok usaha bersama.

BPS juga mengalokasikan anggaran Rp1,59 triliun untuk sensus pertanian 2013 (ST2013) yang tersebar di 500 satuan kerja seluruh kabupaten/kota.

Untuk gambaran hasil sensus akan dibacakan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan 16 Agustus. Hasil akhir seluruh sensus dan data olahannya akan dikeluarkan oleh BPS pada akhir 2014.