Kolombo (ANTARA) - Sejak tahun lalu, beberapa lembaga keuangan China yang relevan telah menjalin komunikasi erat dengan Sri Lanka terkait isu utang yang melibatkan China, terlibat dalam konsultasi bilateral yang aktif dan memberikan dokumen bantuan pendanaan kepada Sri Lanka pada waktu yang tepat untuk membantu negara itu mendapatkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam keterangan resminya mengatakan bahwa lembaga keuangan China berpartisipasi dalam semua pertemuan kreditur sebagai pengamat dan menjaga komunikasi yang bersahabat dengan kreditur lain guna berbagi dengan mereka soal kemajuan penanganan utang tersebut.

Pada akhir September, sebagai kreditur resmi, Export-Import Bank of China untuk sementara waktu sepakat dengan Sri Lanka dalam hal penanganan utang, menurut Wang.

"Kami juga senang melihat bahwa para kreditur lain juga berdiskusi dengan Sri Lanka untuk mencari solusi terkait isu utangnya," ujar Wang.

"Kami akan terus mendukung lembaga-lembaga keuangan China untuk secara aktif berkonsultasi dengan Sri Lanka," sebut Wang.

Ia menambahkan bahwa China siap bekerja sama dengan negara-negara dan lembaga-lembaga keuangan internasional terkait guna bersama-sama memainkan peran positif dalam membantu Sri Lanka menangani situasi tersebut, meringankan beban utangnya, dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

"Kami menyerukan kepada lembaga-lembaga multilateral dan kreditur komersial untuk ikut serta dalam restrukturisasi utang Sri Lanka berdasarkan pembagian beban yang adil," tutur Wang.